Senin 06 Dec 2021 21:51 WIB

Aliran Sungai Bondeli Dibuka Cegah Susulan Lahar Semeru

Kementerian PUPR sudah mengerahkan alat berat ke kawasan terdampak Semeru.

Gunung Semeru yang mengeluarkan lava pijar terlihat dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meminta warga di sekitar kawasan Gunung Semeru tetap waspada karena potensi erupsi Gunung Semeru masih bisa terus terjadi.
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Gunung Semeru yang mengeluarkan lava pijar terlihat dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meminta warga di sekitar kawasan Gunung Semeru tetap waspada karena potensi erupsi Gunung Semeru masih bisa terus terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nazib Faizal mengatakan telah membawa alat berat untuk membuka aliran Sungai Bondeli di Lumajang, Jawa Timur. Pembukaan aliran sungai harus dilakukan untuk mencegah susulan lahar Gunung Semeru meluap ke rumah warga.

"Kita memiliki Unit Pelaksana Tugas (UPT) yang pertama adalah BBWS Brantas yang sudah bergerak, sudah mengirim alat berat untuk membuka jalur dan mendukung BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) pada 5 Desember 2021," kata Faizal dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin (6/12).

Baca Juga

Melalui BBWS Brantas, satu unit ekskavator pc 200, satu unit wheel loader, satu unit truk tangki air, dua unit dump truck, dua unit mobile lighting, dan satu unit truk trailer juga telah dikirimkan oleh Kementerian PUPR. Pemerintah menyediakan alat berat seperti loader, dump truk, dan tanki air melalui PPK 1.5 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBJN) Jawa Timur-Bali dibantu beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Kemudian khusus unit terkecil di BBPJN Jawa Timur-Bali yakni PPK 1.7. "Kita mengamankan lokasi khususnya jembatan gantung Kali Regoyo. Ini terus diamati karena khawatir terjadi susulan free flow dari atas," imbuh Faizal.

Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Timur yang berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah setempat melaporkan kerusakan infrastruktur Bina Marga yang dapat menghambat jalur logistik, baik untuk tanggap bencana maupun penyaluran bantuan.

"Kemudian kita juga punya unit BPPW (Balai Prasarana Permukiman Wilayah) Jawa Timur yang juga sudah bergerak. Kita mengirim 10 unit hidran umum, kapasitas 2 ribu liter, empat unit MTA kapasitas 4 ribu liter, enam unit tenda darurat, satu unit mobile toilet, dan 10 orang bertugas membantu aparat di lokasi bencana," katanya.

BPPW Jawa Timur juga menambah petugas yang berjaga dan menambah unit mobile toilet. Di samping itu, menurut Faizal, Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa IV telah siap apabila harus mendirikan Rumah Instan, Sehat, dan Cepat (RISA). "Ini seperti yang dilakukan di zona-zona terkena bencana di daerah lain seperti di NTT tempo hari, empat bulan lalu sudah dibangun. Jadi secara umum PUPR sudah bergerak," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement