Komisi III Apresiasi Polisi Cepat Tangani Kasus Novia Widya

Wakil Ketua Komisi III DPR soroti dugaan laporan korban Novia diabaikan Propam

Senin , 06 Dec 2021, 12:12 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengapresiasi sikap  kepolisian yang telah cepat menangkap pelaku pemaksaan aborsi terhadap seorang mahasiswi Novia Widyasari, Bripda Randy Bagus Hari Sasongko. Ia menilai kepolisian telah menunjukan ketegasannya dalam kasus ini..
Foto: DPR RI
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengapresiasi sikap kepolisian yang telah cepat menangkap pelaku pemaksaan aborsi terhadap seorang mahasiswi Novia Widyasari, Bripda Randy Bagus Hari Sasongko. Ia menilai kepolisian telah menunjukan ketegasannya dalam kasus ini..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, mengapresiasi sikap  kepolisian yang telah cepat menangkap pelaku pemaksaan aborsi terhadap seorang mahasiswi Novia Widyasari, Bripda Randy Bagus Hari Sasongko. Ia menilai kepolisian telah menunjukan ketegasannya dalam kasus ini.

"Tentunya kepolisian dalam hal ini sudah cepat dalam menindak dan menangkap Randy Bagus serta menetapkannya sebagai tersangka. Kapolri juga sudah sampai turun tangan langsung dan telah menyatakan bahwa institusinya akan terus mengusut kasus ini, jadi ini tentunya suatu langkah cepat dan tegas dari kepolisian," kata Sahroni dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/12). 

Baca Juga

Namun demikian, polisi harus terus melakukan penyelidikan terkait dugaan tindakan kriminal lainnya yang dilakukan oleh Randy. Hal ini karena adanya indikasi pemaksaan dan pemerkosaan yang dilakukan Randy terhadap korban. 

"Walaupun sudah ditetapkan sebagai tersangka atas perilaku aborsi, saya tetap meminta kepolisian untuk terus melanjutkan penyelidikan, jangan sampai berhenti di sini saja. Karena dalam kasus ini ada indikasi pemaksaan dan pemerkosaan yang kemungkinan terjadi. Harus diusut juga itu," ujarnya.

Politikus Partai NasDem itu meminta kepolisian mengumpulkan bukti-bukti terkait. Selain itu kepolisian juga diharapkan mencari tahu sudut pandang dari keluarga korban yang dinilai lebih paham dengan kondisi Novia. 

"Begitu juga dengan berbagai tulisan digital korban yang selama ini beredar," ucapnya.

Sahroni juga menyoroti terkait laporan korban yang diduga diabaikan oleh Propam. Menurutnya jika laporan tersebut benar diabaikan maka hal itu dinilai sangat berbahaya.

 "Jadi polisi harus mengecek, pasti ada datanya terkait laporan korban. Dilihat siapa bagian yang menangani dan harus dibuka secara terang-benderang. Jadi saya rasa pihak yang terlibat tidak hanya pelaku tapi memang ada pengabaian sistematis. Jadi tolong bisa dicek," tegasnya.

Sebelumnya dikabarkan Novia Widyasari meninggal di dekat makam sang ayah usai menenggak racun. Novia mengalami depresi usai menjadi korban pemerkosaan dan dipaksa untuk melakukan aborsi oleh pacarnya Randy Bagus.

Cerita soal kematian Novia sempat ramai dibicarakan di dunia maya. Warganet juga mendesak agar kekasihnya dan keluarganya ikut bertanggung jawab atas kematian Novia tersebut.