Ahad 05 Dec 2021 17:18 WIB

Inggris Perketat Perjalanan Meski Laporkan Penurunan Kasus

Inggris melaporkan 42.848 kasus baru Covid-19 pada Sabtu (4/12).

Rep: Dwina Agustin/reuters/ap/ Red: Agung Sasongko
Komuter di kereta bawah tanah London memakai masker wajah untuk mengekang penyebaran COVID-19, sekarang wajib di angkutan umum di Inggris setelah munculnya varian Omicron baru, di London, Selasa, 30 November 2021.
Foto: AP/Victoria Jones/PA
Komuter di kereta bawah tanah London memakai masker wajah untuk mengekang penyebaran COVID-19, sekarang wajib di angkutan umum di Inggris setelah munculnya varian Omicron baru, di London, Selasa, 30 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris melaporkan 42.848 kasus baru Covid-19 pada Sabtu (4/12). Laporan tersebut menunjukkan penurunan kasus harian setelah dua hari berturut-turut di mana lebih dari 50 ribu kasus tercatat.

Ada 127 kematian dalam 28 hari setelah positif virus korona positif. Jumlah ini turun dari 143 kematian yang dilaporkan sehari sebelumnya.

Baca Juga

Meski sudah mengalami penurunan kasus dan kematian akibat Covid-19, pemerintah Inggris akan memperketat pembatasan perjalanan. Upaya ini di tengah kekhawatiran tentang penyebaran varian omikron.

Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan, aturan baru akan berlaku mulai pukul 04.00 waktu setempat pada Selasa (7/12). "Mengingat data terbaru, kami mengambil tindakan lebih lanjut untuk memperlambat serangan varian omikron," katanya melalui akun Twitter.

Javid juga menambahkan Nigeria ke daftar merah perjalanan Inggris. Artinya, kedatangan dari negara itu akan dilarang kecuali untuk penduduk Inggris dan Irlandia, serta para pengunjung itu harus mengisolasi di fasilitas karantina yang ditunjuk.

Menurut Javid ada sejumlah besar kasus omicron terkait dengan perjalanan dengan Nigeria. Saat ini sudah ada 27 kasus tercatat di Inggris.

Kepala eksekutif Asosiasi Operator Bandara, Karen Dee, mengatakan langkah-langkah baru akan menjadi pencegah utama untuk bepergian. "Ini pukulan telak bagi penerbangan dan pariwisata," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement