Ahad 05 Dec 2021 15:17 WIB

Menhan AS: Inovasi Jadi Kunci Persaingan dengan China

AS kesulitan mengatasi pertumbuhan ekonomi dan kekuatan militer China

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Menteri Pertahanan Lloyd Austin berbicara kepada anggota militer saat ia tiba di Pangkalan Gabungan McGuire Dix Lakehurst, NJ, Senin, 27 September 2021, untuk mengunjungi kamp pengungsi Afghanistan di pangkalan. AS kesulitan mengatasi pertumbuhan ekonomi dan kekuatan militer China. Ilustrasi.
Foto: AP/Andrew Harnik
Menteri Pertahanan Lloyd Austin berbicara kepada anggota militer saat ia tiba di Pangkalan Gabungan McGuire Dix Lakehurst, NJ, Senin, 27 September 2021, untuk mengunjungi kamp pengungsi Afghanistan di pangkalan. AS kesulitan mengatasi pertumbuhan ekonomi dan kekuatan militer China. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (Menhan AS) Lloyd Austin mengatakan Pentagon ingin memperbaiki kerja sama dengan sektor swasta untuk membangun sistem teknologi tinggi dan memperkuat hubungan dengan sekutu-sekutunya di Indo-Pasifik. Hal itu dilakukan demi mempertahankan keunggulan dalam persaingan dengan China.

Dalam Reagan National Defense Forum di Kalifornia, Austin mengatakan aktivitas dan langkah agresif China di kawasan termasuk di dekat Taiwan, mengganggu. Sementara ia menegaskan komitmen AS pada kebijakan 'Satu China' juga akan meningkatkan kemampuan Taiwan untuk membela diri.

Baca Juga

"Kami dapat melihat dengan jelas tantangan yang dihadirkan China tapi China tidak setinggi 10 kaki. Ini Amerika. Amerika bukan negara yang takut dengan persaingan dan kami akan mengalahkannya dengan percaya diri dan tekad serta tidak panik dan pesimis," kata Austin, Sabtu (4/12).

Hal ini disampaikan saat AS kesulitan mengatasi pertumbuhan ekonomi dan kekuatan militer China serta kemampuan Beijing di bidang siber, luar angkasa, dan nuklir. Di satu sisi, AS harus berusaha menghindari persaingan menjadi konflik.

Ketegangan antara dua negara meningkat saat China mengerahkan banyak pesawat tempurnya yang terbang dekat Taiwan. Hal itu menimbulkan kekhawatiran kemungkinan invansi karena di saat yang sama AS dan sekutu-sekutunya berlayar melalui selat Taiwan.

Kebijakan 'Satu China' Amerika mengakui Beijing pemerintah China tapi mengizinkan hubungan informal dan pertahanan dengan Taiwan. Dalam kesempatan itu, Austin ditanya apakah pergerakan China di sekitar Taiwan seperti latihan untuk potensi operasi militer di masa depan.

"Tampaknya seperti mereka mengeksplorasi kemampuan sejati mereka dan tentu itu terlihat seperti latihan," jawab Austin.

Namun ia menambahkan AS tidak ingin berkonflik dengan China sehingga sangat penting militer kedua negara berkomunikasi dan transparan. Austin tiba di Kalifornia usai mengunjungi Korea Selatan. itu menjadi kunjungan ketiga ke kawasan Indo-Pasifik sejak ia menjabat sebagai menteri pertahanan tahun ini.

Dalam forum pertahanan itu, Austin mengatakan perusahaan swasta sulit melewati birokrasi Pentagon saat mengembangkan teknologi baru. Departemen Pertahanan harus membuat halangan tersebut lebih mudah dilewati.

Ia juga menambahkan Pentagon harus mempercepat kemajuan dalam sistem tanpa-awak, teknologi nano, dan kecerdasan artifisial untuk sampai ke tangan pasukan. Austin mengatakan AS harus memperkuat jaringannya dengan sekutu-sekutu dan mitra-mitra di Indo-Pasifik.

"Kami tidak ingin NATO versi Asia atau mencoba membangun koalisi anti-China, dan kami tidak meminta negara-negara memilih antara Amerika Serikat atau China. Justru kami ingin bekerja untuk memajukan sistem internasional yang bebas, stabil, dan terbuka," terangnya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement