Ahad 05 Dec 2021 00:14 WIB

Joe Biden Ingin Hubungan Lebih Stabil dengan Rusia

Presiden Joe Biden akan gelar pertemuan virtual dengan Presiden Rusia Vladimir Putin

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Presiden Joe Biden akan gelar pertemuan virtual dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ilustrasi.
Foto: AP/Susan Walsh
Presiden Joe Biden akan gelar pertemuan virtual dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menggelar pertemuan bilateral virtual dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa hari mendatang. Pada kesempatan itu, Biden disebut akan menyampaikan keinginannya untuk menjalin hubungan yang lebih stabil dengan Moskow.

“Saya pikir ketika mereka berbicara, Presiden (Biden) akan mengungkapkan keinginan kuat kami untuk hubungan yang lebih terprediksi dan stabil (dengan Rusia),” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam forum Reuters Next, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Sabtu (4/12).

Baca Juga

Blinken mengonfirmasi pertemuan virtual antara Biden dan Putin akan terlaksana dalam waktu dekat. "Tidak ada pengganti untuk percakapan langsung, komunikasi antar pejabat, tetapi terutama antara Presiden Biden dan Presiden Putin. Presiden Putin adalah pembuat keputusan di Rusia dan sangat penting bahwa dia mendengar langsung dari Presiden Biden,” ucapnya.

Menurut Blinken, Ukraina akan menjadi salah satu isu yang dibahas Biden dan Putin. Terkait hal itu, AS menegaskan dukungannya pada Ukraina. "Dalam kasus Ukraina, jika Rusia memutuskan untuk menempuh jalur konfrontasi, jika ia memperbarui agresinya, akan ada konsekuensi yang sangat serius, dan tidak hanya dari kami tetapi juga dari negara lain juga di Eropa," ujarnya.

Saat ini Rusia dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tengah terlibat ketegangan di Ukraina. Sama seperti Blinken, menurut penasihat presiden Rusia untuk urusan luar negeri Yury Ushakov, situasi di Ukraina akan menjadi salah satu fokus pembahasan dalam pertemuan bilateral virtual Putin dan Biden.

Putin, kata Ushakov, berencana memberi tahu Biden tentang proposal jaminan keamanan yang akan menghentikan ekspansi militer NATO ke arah timur. Moskow pun menginginkan NATO menyetop penyebaran senjata di negara-negara tetangga Rusia, termasuk Ukraina. “Mengingat situasi tegang, sekarang ada kebutuhan mendesak untuk memberi kami jaminan yang sesuai. Itu tidak bisa terus seperti ini,” ujar Ushakov.

Ushakov membantah tudingan NATO, AS, dan Ukraina bahwa Rusia mengambil langkah-langkah agresif di sepanjang perbatasannya dengan Kiev. “Itu omong kosong, tidak ada eskalasi. Kami memiliki hak untuk bergerak di sekitar pasukan di wilayah kami sendiri, sama sekali tidak ada eskalasi (oleh Rusia),” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement