Jumat 03 Dec 2021 19:31 WIB

Cuaca Ekstrem, Enam Kelompok Nelayan Hilang Kontak di Natuna

Cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Natuna

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
 Cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Natuna.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Natuna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak enam kelompok nelayan dilaporkan hilang kontak saat melaut di wilayah perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (2/12). Sebelum dinyatakan hilang, cuaca ekstrem melanda wilayah Natuna dan memicu terjadinya gelombang air laut setinggi 6-7 meter.   

"Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Natuna, Damkar PB Kabupaten Natuna, unsur TNI-POLRI, Basarnas, unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (muspika), unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (muspida) dan masyarakat setempat terus berupaya melakukan pencarian terhadap enam kelompok nelayan yang hilang tersebut," ujar Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (3/12).

Baca Juga

Di sisi lain, dia melanjutkan, banjir rob juga terjadi setelah air laut naik ke permukaan dan merendam sebanyak 92 rumah warga di Kabupaten Natuna. 

Dari keseluruhan rumah yang terdampak, BPBD Kabupaten Natuna juga melaporkan diantaranya dua unit rumah mengalami rusak berat, 9 unit tempat usaha (ruko) terendam, dan enam akses jalan terputus. Dia menambahkan, buruknya drainase dan penyempitan Sungai Batu Hitam, Sungai Ranai, Sungai Jemengan, dan Sungai Padangkara diduga menjadi faktor lain yang menyebabkan banjir rob dengan tinggi muka air hingga 90 sentimeter di sejumlah wilayah Kabupaten Natuna. 

 

"Catatan BPBD Kabupaten Natuna, wilayah terdampak meliputi tiga titik lokasi Kecamatan yakni Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Teratan, dan Kecamatan Pulau Laut," ujarnya.

Dia menambahkan, BPBD Kabupaten Natuna telah mendirikan tempat pengungsian untuk mengantisipasi kemungkinan banjir kembali terjadi. Kondisi terkini per Jumat (3/12) pukul 10.00 WIB ketinggian muka air terpantau berkisar 90 sentimeter, akan surut dipagi hari namun kembali terjadi pasang pada sore hingga malam hari. 

Lebih lanjut, dia mengutip Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi Peringatan dini hingga esok (4/12) untuk wilayah Kepulauan Riau mengenai, waspada potensi hujan dengan intensitas sedang lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Natuna dan Kepulauan Anambas. 

Sementara itu, hasil kajian risiko bencana melalui InaRISK untuk wilayah Kabupaten Natuna memiliki potensi cuaca ekstrem dapat terjadi di 12 Kecamatan dengan tingkat resiko sedang hingga tinggi termasuk Kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Teratan, dan Kecamatan Pulau Laut. 

Lebih lanjut, BNPB mengimbau kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah pesisir pantai untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan pada potensi risiko bencana hidrometeorologi basah. 

"Salah satunya dengan memperbaiki sistem drainase dan pemanfaatan ruang terbuka dengan vegetasi pantai untuk daerah buffer dan menegakkan aturan tentang sempadan pantai," ujarnya.

Selain itu, diingatkan kepada para nelayan untuk tidak lebih dulu melakukan aktivitas menangkap ikan saat terjadi cuaca ekstrem yang membahayakan terjadi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement