Jumat 03 Dec 2021 16:51 WIB

Disudutkan Setelah Ada Kasus Omicron, Afsel Melawan

Afsel menilai larangan perjalanan bagi negara-negara selatan Afrika tidak adil.

Rep: Kamran Dikarma/Fergi/ Red: Teguh Firmansyah
Usap tenggorokan diambil dari seorang pasien untuk tes COVID-19 di sebuah fasilitas di Soweto, Afrika Selatan, Rabu 2 Desember 2021. Afrika Selatan telah mempercepat kampanye vaksinasinya dengan memberikan suntikan di situs pop-up di pusat perbelanjaan dan transportasi pusat untuk memerangi kasus baru COVID-19 yang meningkat pesat.
Foto: AP/Denis Farrell
Usap tenggorokan diambil dari seorang pasien untuk tes COVID-19 di sebuah fasilitas di Soweto, Afrika Selatan, Rabu 2 Desember 2021. Afrika Selatan telah mempercepat kampanye vaksinasinya dengan memberikan suntikan di situs pop-up di pusat perbelanjaan dan transportasi pusat untuk memerangi kasus baru COVID-19 yang meningkat pesat.

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN –- Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa menyesalkan keputusan puluhan negara yang menerapkan larangan perjalanan terhadap negara-negara Afrika bagian selatan menyusul penemuan Covid-19 varian omicron. Selain tidak adil dan tak ilmiah, dia menilai langkah itu merupakan bentuk “apartheid kesehatan”.

“Sebagai Afsel, kami berdiri teguh melawan segala bentuk apartheid kesehatan dalam perang melawan pandemi,” kata Ramaphosa saat berkunjung ke Pantai Gading pada Kamis (2/12).

Baca Juga

Dia kembali mengingatkan, para ilmuwan di negaranya adalah yang pertama kali mendeteksi atau mengidentifikasi omicron. Oleh sebab itu, penerapan larangan perjalanan terhadap Afsel merupakan tamparan bagi keunggulan dan keahlian Afrika.

“Larangan (perjalanan) ini akan menyebabkan kerusakan tak terhitung, khususnya pada industri perjalanan dan pariwisata yang menopang bisnis serta mata pencaharian di Afsel dan kawasan Afrika (bagian) selatan,” ujar Ramaphosa.

Ramaphosa adalah pemimpin serikat pekerja pertambangan yang kuat selama era apartheid. Saat kekuasaan minoritas kulit putih berakhir, ia berhasil menjadi pengusaha sukses. Sebelum presiden, Ramaphosa sudah pernah mengisi posisi wakil presiden. Dia adalah kepala negara kelima Afsel sejak munculnya demokrasi pada 1994.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement