Jumat 03 Dec 2021 01:24 WIB

Golkar Diminta Realistis dengan Elektabilitas Airlangga

Elektabilitas Airlangga hingga saat ini belum mampu saingi calon lain.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Indira Rezkisari
Airlangga Hartarto, bakal calon presiden RI yang akan diusung Partai Golkar.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Airlangga Hartarto, bakal calon presiden RI yang akan diusung Partai Golkar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menanggapi terkait keyakinan partai Golkar terkait popularitas dan elektabilitas calon presiden (capres) Airlangga Hartarto yang akan mampu menyaingi capres partai Gerindra Prabowo Subianto. Menurutnya, elektabilitas Airlangga hingga saat ini sangat rendah.

"Hasil survei dari beberapa lembaga yang kredibel elektabilitas Airlangga hingga saat ini sangat rendah. Kalau pun ada lembaga survei yang merilis elektabilitas Airlangga diatas 20 persen, sangat layak diragukan hasilnya. Jadi, Partai Golkar harus realistis bila ingin berkoalisi dengan partai lain," katanya kepada Republika, Kamis (2/12).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan terkait pernyataan Golkar terbuka untuk berkoalisi asalkan ketua umumnya Airlangga Hartarto yang menjadi capres. Menurutnya, logika politik Golkar itu masuk akal bila didasarkan perolehan suara pileg 2019. Golkar memang memperoleh suara terbanyak ketiga atau kedua dalam perolehan kursi di DPR RI.

Maka dari itu, Golkar merasa superior untuk memaksakan Airlangga menjadi capres. Partai politik lainnya, selain PDIP dan Gerindra, seolah harus menerima kadernya sebagai cawapres.

"Logika politik itu tampaknya akan dapat diterima partai lain bila elektabilitas Airlangga tinggi. Setidaknya elektabilitas Airlangga selalu masuk lima besar dalam hasil survei dari lembaga survei yang kredibel," kata dia.

Upaya Golkar memaksakan Airlangga menjadi capres dengan elektabilitas rendah tampaknya akan mendapat penolakan dari partai lain. Partai lain tentu akan sulit berkoalisi dengan Golkar yang capresnya peluang menang sangat kecil.

"Pemaksaan Airlangga harus capres hanya realistis bila elektabilitasnya tinggi. Namun bila elektabilitasnya masih seperti saat ini, tentulah partai lain akan tertawa bila Golkar tetap memaksakan Airlangga menjadi capres sebagai syarat koalisi," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Ketua Badan Saksi Nasional (BSN) Partai Golkar Jawa Barat, Sukim Nur Arif optimistis popularitas dan elektabilitas calon presiden Airlangga Hartarto akan mampu menyaingi capres partai Gerindra Prabowo Subianto. "Tren kenaikan berdasarkan survei menunjukan peningkatan setiap triwulan. Artinya ada rasa optimis bagi kami 2024 akan mampu bersaing dengan capres lainnya," ujarnya, Rabu (1/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement