Rabu 01 Dec 2021 23:41 WIB

Kemenkominfo: Presidensi G20 akan Percepat Pemulihan Ekonomi

Rangkaian acara Presidensi G20 akan tumbuhkan konsumsi dan tingkatkan investasi

Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Hasyim Gautama di Government Social Media Admin Meet Up Road to Indonesia’s G20 Presidency 2022 di Bekasi, Selasa (30/11).
Foto: istimewa
Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Hasyim Gautama di Government Social Media Admin Meet Up Road to Indonesia’s G20 Presidency 2022 di Bekasi, Selasa (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Kick off presidensi G20 yang diketuai oleh Indonesia akan dimulai pada 1 Desember 2021. Selama satu tahun ke depan, mata internasional akan tertuju pada Indonesia sebagai tuan rumah rangkaian kegiatan G20. 

Tema yang diusung presidensi G20 adalah Recover Together, Recover Stronger. Semangat presidensi G20 adalah bersatu bangkit keluar dari pandemi, bangkit di sector Kesehatan dan ekonomi. 

Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Hasyim Gautama mengatakan Indonesia akan mendapatkan manfaat nyata dari forum internasional ini yaitu mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

“Rangkaian acara (G20) selama satu tahun kedepan diharapkan dapat menumbuhkan konsumsi domestiK, menyerap tenaga kerja serta meningkatkan investasi dan PDB Indonesia,”ujar Hasyim dalam Government Social Media Admin Meet Up “Road to Indonesia’s G20 Presidency 2022” di Bekasi, Selasa (30/11).

 

Kominfo bersama Kantor Staf Presiden (KSP) dan Kementerian Parekraf ditunjuk sebagai penanggung jawab komunikasi media di G20.  Hasyim pun menekankan peran utama Kominfo adalah menyosialisasikan informasi positif terkait G20 kepada masyarakat.

Secara substansi terdapat dua topik utama dalam rangkaian acara G20. Pertama adalah Sherpa Track yang akan membahas ekonomi non keuangan seperti energi, pariwisata, pendidikan dan lingkungan. Kedua, Finance Track yang akan membahas isu ekonomi hingga isu keuangan. 

“Tentunya akan sangat banyak isu-isu yang dibahas di G20. Setiap sektor K/L harus menyampaikan isu sektoral ke masyarakat sesuai dengan kerangka yang sudah ditentukan. Perlu adanya persamaan persepsi bagi setiap aktor komunikasi termasuk pengelola medsos,” ujarnya.

Hasyim menambahkan, ajang G20 dapat membawa manfaat yang optimal bagi masyarakat. Potensi informasi yang tidak benar, disinformasi dan hoaks rawan muncul di medsos disaat Indonesia menggelar even internasional. 

“Kita harus bersinergi dalam memainkan orkestrasi komunikasi publik. Narasi yang akurat, menjadi Langkah terbangunnya komunikasi publik yang bersahabat,” ujarnya. 

Pada kesempatan yang sama, Plt Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri Yusron B. Ambary menambahkan, salah satu keuntungan presidensi Indonesia di G20 adalah memperkuat kepemimpinan dan kontribusi Indonesia di tingkat global. 

“Bicara dampak positif G20, dalam satu tahun kedepan nama Indonesia akan bergema di dunia. Ada 150-an pertemuan dari berbagai tingkatan pemimpin. Pemberitaan mengenai Indonesia di dunia internasional akan menggema dengan hebat. Makanya kita sama-sama harus menentukan strategi bersama-sama untuk mengkomunikasi isu G20,”ujarnya. 

Senada dengan Kominfo dan Kemlu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Dessy Saputra juga menyatakan perlunya melakukan orkestrasi narasi di media sosial pemerintah untuk membangun agenda setting isu dan narasi di media sosial. 

“Kita perlu membangun percakapan yang positif di lini masa tentang G20, menjadikan G20 trending topic dan menjadi umpan lambung untuk pemberitaan media dan membangun kepercayaan dan peran serta netizen dalam komunikasi publik G20,” kata dia. 

Koordinator Hukum dan Kerja Sama Kementerian Kominfo, Mediodecci Lustarini juga menekankan, target pemerintah adalah bersama-sama ingin mencapai kesuksesan presidensi G20.  Kominfo melakukan pemetaan sasaran komunikasi G20 ke segmen-segmen masyarakat. Sebagai tuan rumah, menurutnya masyarakat Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menerima tamu internasional. Kemudian pemerintah daerah juga menjadi sasaran sosialisasi Kominfo karena rangkaian kegiatan G20 selama satu tahun akan dilakukan di 15 provinsi.

“Kemungkinan akan bertambah daerah yang akan menjadi tuan rumah. Kita juga akan melibatkan generasi muda, yang saat ini sedang memegang kendali atas isu di Indonesia bahkan dunia,” ujarnya.

Untuk meramaikan jagat duni maya di perhelatan G20, admin media sosial dalam kurun waktu satu tahun kedepan akan menggunakan tagar pada setiap caption #G20Indonesia dan #PulihBersama serta #KickoffG20.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement