Rabu 01 Dec 2021 23:38 WIB

Dokter Ingatkan Tetap Taat Prokes Hadapi Varian Omicron

Protokol kesehatan tetap menjadi salah satu upaya menghadapi varian Omicron.

Protokol kesehatan tetap menjadi salah satu upaya menghadapi varian Omicron.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Protokol kesehatan tetap menjadi salah satu upaya menghadapi varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro, mengatakan, protokol kesehatan masih menjadi salah satu upaya untuk menghadapi varian dari COVID-19 termasuk Omicron yang diketahui baru-baru ini. "Sekali lagi saya tekankan tetap praktikkan 5M, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas terutama di masa menjelang Natal dan Tahun Baru," ujar Reisa dalam konferensi pers PPKM yang dipantau virtual dari Jakarta, Rabu (1/12).

Dia menjelaskan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sampai saat ini masih belum terdapat kejelasan apakah Omicron memiliki sifat lebih menular atau menyebabkan gejala yang lebih parah dibanding varian lainnya. Para ahli dari Afrika Selatan, tempat pertama kali varian itu dilaporkan, mengatakan bahwa masih belum cukup data yang dikumpulkan untuk menentukan implikasi klinis Omicron jika dibandingkan varian sebelumnya seperti Delta.

Baca Juga

Delta adalah jenis yang paling mendominasi, dengan lebih dari 90 persen dari data sekuens genetik sampel virus global teridentifikasi sebagai varian yang pertama kali didokumentasikan di India pada Oktober 2020. Reisa mengatakan, lebih banyak informasi akan tersedia dalam beberapa waktu ke depan sembari para peneliti di seluruh dunia meningkatkan kerja sama untuk mempelajari mutasi Omicron dan implikasinya terhadap manusia. Namun, tegas dia, satu hal yang pasti adalah WHO telah menyarankan agar seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia untuk melindungi diri dan keluarga dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

"Sekali lagi, kalau ditanya bagaimana caranya, pakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak berkerumun, dan membatasi mobilitas dengan selektif berpergian," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement