Rabu 01 Dec 2021 21:58 WIB

PG Raih Penghargaan Pengelolaan Lingkungan dari Kemenperin

Petrokimia Gresik sudah menyabet enam kali penghargaan Industri Hijau Level 5.

Petrokimia Gresik membangun konservasi mangrove di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Foto: Istimewa
Petrokimia Gresik membangun konservasi mangrove di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Petrokimia Gresik (PG) kembali mendapatkan penghargaan Industri Level 5 atau yang tertinggi soal pengelolaan lingkungan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Penghargaan diserahkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kepada Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo di Jakarta, Selasa (30/11).

Dwi Satriyo menuturkan, wujud komitmen Petrokimia Gresik dalam pengelolaan lingkungan diimplementasikan melalui penggunaan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan. Setiap proses produksi di PG selalu mengedepankan efisiensi sumber daya dan pengelolaan lingkungan yang baik.

Baca Juga

"Petrokimia Gresik senantiasa menerapkan prinsip industri hijau secara konsisten guna meningkatkan daya saing usaha. Selain itu juga menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat," tuturnya dalam keterangan, Rabu (1/12).

Ada tiga program unggulan yang menjadikan Petrokimia Gresik kembali meraih penghargaan Level 5. Pertama, upaya pengendalian pencemaran emisi NH3 (Amoniak) melalui inovasi alat The New X-Scrubber System, dimana alat ini mampu mereduksi emisi NH3. Selain dapat mencemari lingkungan dan berpotensi menimbulkan komplain dari masyarakat sekitar, emisi NH3 yang lepas di udara juga menjadi kerugian tersendiri bagi perusahaan karena bahan baku yang terbuang ke atmosfir.

"Sehingga inovasi ini tidak hanya mampu melindungi lingkungan sekitar dari pencemaran udara, tetapi juga mampu meningkatkan daya saing usaha. Karena semakin sedikit emisi NH3 yang lepas ke udara, maka semakin banyak jumlah bahan baku yang dapat digunakan untuk proses produksi,” ujar Dwi Satriyo.

Kedua, PG juga mampu memanfaatkan air limbah sebagai air scrubber di unit Pupuk Fosfat I. Dengan demikian limbah yang mestinya dibuang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Ketiga, Petrokimia Gresik juga menerapkan pembangunan berkelanjutan melalui konservasi mangrove di sejumlah daerah. Diantaranya Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Mengare.

Selain itu, Petrokimia Gresik juga berkontribusi dalam pembangunan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Ujungpangkah, Kabupaten Gresik hingga mendapat apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia kategori ‘Private Sector/Perusahaan’ di awal 2021.

Menurut Dwi Satriyo, hakikat pembangunan berkelanjutan bukan hanya sekadar pemberian donasi kepada masyarakat. Sehingga pengelolaan lingkungan, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat melalui program UMKM menjadi fokus CSR Petrokimia Gresik saat ini, dan konservasi mangrove ini merupakan salah satu implementasi atas komitmen tersebut.

Petrokimia Gresik sendiri telah mengikuti ajang ini sejak 2012 dan berhasil mendapatkan penghargaan Level 5 sebanyak enam kali. Mulai 2014 hingga tahun 2018, dan tahun ini. Ajang penghargaan Industri Hijau 2021 diikuti 152 perusahaan, dengan 88 entitas mendapatkan kualifikasi penilaian tertinggi level 5. Sementara 49, perusahaan mendapat kualifikasi level 4 dan 15 industri dinyatakan masih memerlukan upaya lebih untuk menerapkan prinsip industri hijau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement