Rabu 01 Dec 2021 21:26 WIB

Market Cap Rp 411 T, Erick Thohir: Sejarah Buat Telkom

Telkom menjawab keraguan banyak pihak terkait pertumbuhan industri telekomunikasi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick mengapresiasi capaian market cap Telkom.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick mengapresiasi capaian market cap Telkom.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan PT Telkom Indonesia (Persero) berhasil mencetak sejarah denga market cap atau kapitalisasi pasar sebesar Rp 411,11 triliun. 

Erick menilai pencapaian tersebut merupakan hasil dari perubahan model bisnis Telkom yang fokus pada pasar business to business (B2B) atau segmen korporasi dan Telkomsel fokus pada business to consumer atau segmen pasar ritel. Erick mengatakan transformasi Telkom merupakan upaya BUMN menjadi kekuatan, penyeimbang, dan bahkan mampu melakukan intervensi pasar.

Baca Juga

"Sudah terbukti sekarang, market cap Telkom terus naik enam bulan terakhir menjadi Rp 411 triliun, ini sejarah buat Telkom," ujar Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/12).

Erick mengatakan, Telkom mampu menjawab keraguan banyak pihak terkait pertumbuhan industri telekomunikasi yang diproyeksikan menurun. Erick menyebut Telkom justru bergerak ke arah positif dengan meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 6,1 persen  atau sekitar Rp 106 triliun. Pencapaian ini membuat Telkom mengungguli perusahaan telekomunikasi negara-negara lain. 

Erick menilai keberhasilan Telkom tak lepas dari perubahan model bisnis guna beradaptasi dengan era disrupsi dan tekanan pasar global. "Model bisnis pun harus berubah, kalau Telkom berdiam diri, padahal data, suara, teks sudah gratis, dan tidak mengandalkan data bisnis seperti data center, cloud, infrastruktur ya Telkom akan sunset," ucap Erick.

Erick mendorong BUMN lain meniru jejak Telkom yang mampu mengubah model bisnis. Erick mengatakan BUMN harus berani berubah dan bersaing dengan swasta maupun perusahaan asing.

"Supaya kita bangun dari tidur, jangan asik sendiri. Kita enggak boleh terus di zona nyaman," kata Erick menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement