Rabu 01 Dec 2021 16:42 WIB

Minyak Goreng Penyumbang Inflasi di Kota Malang

Telur ayam ras juga ikut memberikan andil inflasi terbesar kedua.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Minyak Goreng Penyumbang Inflasi di Kota Malang (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Minyak Goreng Penyumbang Inflasi di Kota Malang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Tingkat inflasi di Kota Malang pada November 2021 naik dibandingkan bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat, inflasi Kota Malang meningkat dari 0,19 persen menjadi 0,26 persen.

Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma mengatakan, minyak goreng termasuk komoditas utama yang paling banyak memberikan andil inflasi di Kota Malang. Pasalnya, komoditas ini mengalami kenaikan harga sebesar 8,81 persen pada November 2021. "Dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen," kata Erny dalam konferensi pers (konpers) secara daring, Rabu (1/12).

Tak hanya minyak goreng, telur ayam ras juga ikut memberikan andil inflasi terbesar kedua di kota pendidikan tersebut. Berdasarkan catatan BPS Kota Malang, komoditas ini mengalami kenaikan harga sekitar 14,65 persen. Dengan kenaikan ini, maka andil inflasinya sebesar 0,06 persen.

Di samping itu, angkutan udara juga termasuk dalam penyumbang inflasi terbesar ketiga selama satu bulan yang lalu. Menurut Erny, harga komoditas utama ini mengalami peningkatan sebesar 3,52 persen. "Dengan andil inflasi sekitar 0,04 persen," ucapnya.

 

Selain komoditas penyumbang inflasi, BPS Kota Malang juga merilis sejumlah barang yang memberikan andil deflasi. Penyumbang deflasi terbesar pertama, yakni cabai rawit dengan penurunan harga 10,29 persen. Menurut Erny, komoditas utama ini memberikan andil deflasi sekitar 0,01 persen.

Komoditas utama penyumbang deflasi juga tidak hanya dari cabai rawit tapi juga mangga. BPS Kota Malang menemukan fakta bahwa komoditas ini mengalami penurunan harga sebesar 7,81 persen. Artinya, harga buah ini telah memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen.

Penyumbang deflasi terbesar berikutnya antara lain harga bawah merah. Menurut Erny, komoditas utama ini sempat mengalami penurunan harga sebesar 4,38 persen. Dengan kata lain, bahan dapur tersebut turut andil dalam deflasi sekitar 0,01 persen.

Meskipun meningkat, inflasi Kota Malang bukan termasuk yang tertinggi di Jawa Timur (Jatim). Dari sejumlah daerah di Jatim, Sumenep termasuk daerah dengan inflasi tertinggi pada November lalu. Berdasarkan catatan BPS Jatim, inflasi daerah ini sebesar 0,65 persen.

"Sedangkan inflasi terendah, Madiun dengan angka 0,22 persen," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement