Rabu 01 Dec 2021 14:23 WIB

BKKBN Gandeng ACT Atasi Kasus Stunting di DIY

Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) diluncurkan di Balai Kota Yogyakarta.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo Sp OG (K)
Foto: BKKBN
Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo Sp OG (K)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Kasus stunting di DIY pengujung 2021 sudah mengalami penurunan lima persen dibanding awal tahun yang masih 19 persen. Walau di bawah angka stunting nasional, namun ikhtiar menurunkan kasus terjadinya stunting terus dilakukan.

Salah satunya dilaksanakan BKKBN DIY menggandeng berbagai pihak dalam program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang diluncurkan di Balai Kota Yogyakarta. Program ini diluncurkan langsung Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, secara virtual.

Diikuti dengan kegiatan penandatanganan nota kesepahaman antara BKKBN dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY dan PT Boga Perkasa Sejahtera (BPS). MoU itu merupakan salah satu wujud dukungan penuh untuk menyukseskan program Dashat.

Dalam sambutannya, Hasto mengingatkan, kesempatan mencegah terjadinya stunting ada pada 1.000 hari pertama kehidupan sejak awal kehamilan sampai anak berumur hampir dua tahun. Karenanya, program ini akan digalakkan jadi program nasional.

Awalnya, menduplikasi program dapur sehat yang sudah diinisiasi di Yogyakarta. Ini merupakan percontohan bagi kota-kota lainnya untuk bergotong royong dalam membuat dapur sehat bagi balita. Ia menekankan, gizi seimbang itu tidak mahal.

"Kuncinya protein hewani, cukup telur dan ikan saja untuk balita sudah sangat bagus. Untuk saat ini, Bali dan Riau jadi yang terbaik dalam penurunan kasus stunting. Saya berharap, semoga DIY bisa menyusul," kata Hasto, Rabu (1/12).

Kepala Cabang ACT Yogyakarta, Nur Aries Shoim menuturkan, ACT siap kolaborasi dan mendukung penuh Dashat. Sebab, selaras program-program yang diinisiasi ACT untuk menyelesaikan permasalahan kemanusiaan yang terjadi, khususnya di DIY.

Diawali dukungan penuh ke lima titik pilot project, ACT menyiapkan freezer dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dan melakukan pendampingan untuk pelaksanaan program Dashat. Dari lima titik ini diharap bisa diduplikasi di kota-kota lain.

Khususnya, di 171 Desa Keluarga Berkualitas yang jadi sasaran intervensi program dari BKKBN DIY. Karenanya, Nur mengajak masyarakat bisa berpartisipasi mendukung program ini, termasuk gotong royong dari dermawan-dermawan yang ada. "Insya Allah kasus stunting di wilayah DIY bisa teratasi," ujar Nur.

Peluncuran program Dashat Ini turut dihadiri Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, dan bupati dan wakil bupati yang mewakili empat kabupaten lain DIY. Selain itu, dihadiri penggerak-penggerak PKK di DIY secara daring dan luring.

Heroe turut menyampaikan harapannya agar pencegahan stunting dan peningkatan gizi ibu hamil tetap menjadi prioritas di DIY. Sebab, stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan, namun juga perkembangan otak yang kurang maksimal.

Saat ini, untuk Kota Yogyakarta sendiri Pemkot Yogyakarta telah melaksanakan upaya-upaya pencegahan stunting melalui berbagai program. Antara lain program pemberian konseling gizi untuk calon pengantin, ibu hamil dan ibu menyusui.

Selain itu, turut diadakan kelas-kelas ibu di setiap puskesmas dan optimalisasi kegiatan kelompok pendukung ibu. Ada pula optimalisasi kader-kader yang sudah dilatih pelatihan konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) di posyandu.

"Kini diadakan peluncuran program Dashat di seluruh Kampung KB seluruh DIY, semoga bisa menjadi solusi atas permasalahan stunting di DIY," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement