Rabu 01 Dec 2021 13:31 WIB

Banjir Surut, Kini 34 Warga Sintang Diserang Demam Berdarah

Sekitar 902 warga Sintang terkena penyakit ISPA usai banjir sebulan sudah surut.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah warga menaiki perahu motor saat melintasi banjir di Kelurahan Ulak Jaya, Kecamatan/Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Ahad (21/11/2021).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah warga menaiki perahu motor saat melintasi banjir di Kelurahan Ulak Jaya, Kecamatan/Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, Ahad (21/11/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS HULU -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sintang mencatat 34 kasus demam berdarah terjadi setelah bencana banjir yang merendam Kabupaten Sintang dan wilayah sekitarnya di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

"Pascabanjir terjadi 34 kasus demam berdarah yang tersebar di beberapa daerah di Sintang sejak 29 November 2021," kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Koordinator PSC 199 Dinkes Kabupaten Sintang, Azni Firmania di Sintang, Rabu (1/12).

Baca Juga

Menurut Azni, sebaran kasus demam berdarah tersebut diantaranya di Puskesmas Nanga Serawai ada delapan kasus, Puskesmas Nanga Tebidah ada sembilan kasus, Sungai Durian tujuh kasus, Tanjungpuri ada empat kasus, Puskesmas Darajuanti ada satu kasus, dan Dedai satu kasus.

Kemudian, Puskesmas Kebong dua kasus, Mensiku satu kasus, dan di Nanga Ketungau satu kasus. Menurut Azni, Dinkes Sintang sudah melakukan upaya preventif dan promotif serta melakukan penyemprotan fogging di daerah yang terkena banjir.

"Kami juga melakukan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan pencegahan penularan Covid-19," ucap Azni.

Selain demam berdarah, selama empat pekan banjir Sintang, penyakit terbanyak yang ditemukan adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan jumlah kasus 902 orang. Kemudian, kata Azni, ada juga diare, hal tersebut terjadi mungkin karena lokasi pengungsian yang sederhana dan air bersih yang tidak memada.

Berikutnya, ada penyakit kulit yang banyak ditemukan pada warga yang tinggal di bantaran. Azni menjelaskan, meskipun saat ini sudah memasuki pascabanjir, Dinkes Sintang tetap melakukan pelayanan kesehatan langsung di daerah yang terdampak banjir, khususnya di bantaran sungai.

"Data kami memperlihatkan ada 7.819 jiwa yang sudah kami berikan pelayanan kesehatan selama banjir yang melanda Sintang," ujar Azni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement