Rabu 01 Dec 2021 11:41 WIB

Inflasi November 0,37 Persen, Tertinggi Sepanjang 2021

Terdapat tiga kelompok yang mengalami inflasi dan memberikan andil cukup besar.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi sepanjang November 2021 mencapai 0,37 persen.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi sepanjang November 2021 mencapai 0,37 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi sepanjang November 2021 mencapai 0,37 persen. Laju inflasi tersebut merupakan yang tertinggi sejak awal tahun ini. Kenaikan inflasi itu juga sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat di luar rumah.

Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan, dengan laju inflasi tersebut, angka inflasi tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,75 persen sedangkan inflasi tahun kalender (year to date/ytd) 1,3 persen.

Baca Juga

"Jika dilihat secara bulanan sejak Januari, inflasi bulan November ini merupakan yang tertinggi di tahun 2021," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (1/12).

Margo mengatakan, dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK) sebanyak 84 kota mengalami inflasi sedangkan di enam kota sisanya terjadi deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sintang sebesar 2,01 persen. Penyebab inflasi yakni akibat kenaikan harga bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil 0,27 persen, telur ayam ras 0,23 persen, serta kacang panjang 0,19 persen.

 

Adapun deflasi tertinggi tercatat di Kotamobagu sebesar 0,53 persen. Penyebab deflasi yakni penurunan harga daun bawang, ikan cakalang, cabai rawit, dan kangkung yang masing-masing memberi andil deflasi 0,15 persen.

Lebih lanjut berdasarkan kelompok pengeluaran, Margo menuturkan terdapat tiga kelompok yang mengalami inflasi dan memberikan andil inflasi cukup besar. Kelompok pertama yakni inflasi makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,84 persen dan memberikan andil inflasi 0,21 persen.

"Komoditas yang dominan dalam andil inflasi yakni minyak goreng 0,08 persen, telur ayam ras dan cabai merah 0,06 persen serta daging ayam ras 0,02 persen," kata Margo.

Sementara itu, kelompok kedua yakni dari inflasi transportasi sebesar 0,51 persen dengan andil 0,6 persen. Komoditas yang memberikan andil yakni kenaikan tarif angkutan umum.

Adapun kelompok terakhir yang mengalami inflasi cukup tinggi yakni perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Kelompok ini mengalami inflasi 0,14 persen dengan andil inflasi 0,03 persen.

"Ini karena ada kenaikan biaya sewa rumah dan kontrak rumah andil inflasinya masing-masing 0,01 persen," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement