Rabu 01 Dec 2021 05:15 WIB

BRI Kantongi 67,4 Persen Pangsa Pasar Kredit UMKM Nasional

BRI menyatakan pada kuartal III 2021 kredit UMKM tumbuh 12,5 persen secara tahunan

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Pekerja menyelesaikan pembuatan boneka karakter Circa Handmade di Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (2/12/2020). Bank Rakyat Indonesia menarget untuk meningkatkan kontribusi penyaluran kredit kepada sektor UMKM menjadi 85 persen dan hingga September 2020 BRI berhasil mengalokasikan kredit untuk UMKM menjadi 80 persen dari total penyaluran kredit senilai Rp.935,35 triliun.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Pekerja menyelesaikan pembuatan boneka karakter Circa Handmade di Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (2/12/2020). Bank Rakyat Indonesia menarget untuk meningkatkan kontribusi penyaluran kredit kepada sektor UMKM menjadi 85 persen dan hingga September 2020 BRI berhasil mengalokasikan kredit untuk UMKM menjadi 80 persen dari total penyaluran kredit senilai Rp.935,35 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk menyalurkan kredit UMKM sebesar 67,4 persen dari total kredit UMKM nasional. Hal ini seiring langkah perseroan untuk menjaga momentum pertumbuhan segmen UMKM agar memiliki daya saing.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan pada kuartal III 2021 kredit UMKM tumbuh 12,5 persen secara tahunan atau senilai Rp 848,6 triliun. Perseroan mencatat sebelum pandemi persentase pertumbuhan mencapai 16 persen lalu turun pada 2020 menjadi 5,8 persen

Baca Juga

“Angka pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa para pelaku UMKM telah recovery. Tinggal bagaimana kita menjaga kondisi pengendalian Covid-19 ini agar semakin baik dengan tetap menjaga disiplin protokol kesehatan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (1/12).

Pada kuartal III 2021 penyaluran kredit UMKM tumbuh 6,3 persen. Dia memproyeksikan tren ini akan terus meningkat dan tahun depan pertumbuhannya sudah akan mendekati pre-covid.

Hasil riset dari Indeks UMKM BRI pun menunjukkan akan ada proyeksi pertumbuhan yang sangat atraktif pada kuartal IV 2021. Apabila kondisi ini bisa dipertahankan, maka pertumbuhan UMKM pada 2022 akan semakin membaik.

“Jika hal tersebut terjadi maka sesungguhnya akan ada percepatan recovery. Saya memprediksi semester II 2022 itulah nanti benar-benar para pelaku UMKM mengalami kondisi seperti pre-covid, yang prediksi awalnya sesungguhnya terjadi pada kuartal pertama 2023. Jadi kami perkirakan pemulihannya akan berlangsung lebih cepat,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement