Rabu 01 Dec 2021 06:00 WIB

Mandiri Sekuritas Ramal Ekonomi 2022 Tumbuh 5,2 Persen 

Pertumbuhan 5,2 persen baru bisa tercapai apabila kasus Covid-19 sudah terkendali.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Masyarakat berbelanja (ilustrasi). Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai 5,2 persen pada 2022 yang ditopang konsumsi masyarakat dan investasi swasta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Masyarakat berbelanja (ilustrasi). Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai 5,2 persen pada 2022 yang ditopang konsumsi masyarakat dan investasi swasta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan meningkat pada 2022. Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putera Rinaldy memproyeksikan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai 5,2 persen yang didorong oleh konsumsi dan investasi sektor swasta.

Menurut Leo, Indonesia telah melewati titik terendahnya pada 2020 dimana saat itu ekonomi mengalami kontraksi hingga 2,1 persen. Pada tahun ini, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh dikisaran 3,7-4 persen. Sementara pada 2022, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,2 persen.

Baca Juga

"Jadi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan paling tidak sama dengan periode prapandemi di tahun 2019," kata Leo, Selasa (30/11).

Meski demikian, kata Leo, pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,2 persen baru bisa tercapai apabila kasus Covid-19 sudah terkendali. Tidak hanya itu, kondisi lainnya yang harus dipenuhi yaitu tingkat vaksinasi sudah mencapai 70 persen dari total populasi Indonesia.

Menurut Leo, pertumbuhan ekonomi pada 2022 akan didorong oleh sektor swasta. Berbeda dengan periode pandemi selama dua tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh stimulus fiskal dan moneter. Leo melihat, perubahan ini akan terjadi secara bertahap. 

"Dengan kondisi Covid-19 yang semakin terkendali, mobilitas ekonomi bisa mencapai level mendekati normal. Maka kita melihat ekonomi ke depan akan lebih didorong oleh konsumsi dan investasi sektor swasta," ungkap Leo.

Seiring dengan terjadinya konsolidasi fiskal, menurut Leo, pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang berimbang baik dari sisi makro maupun mikro. Ke depan, pemerintah akan fokus kepada sektor yang bisa memberikan nilai tambah dan efek berganda terhadap pertumbuhan ekonomi jangka menengah.

Leo melihat sektor tersebut sangat berkaitan dengan ekspor dan investasi. Adapun beberapa sektor yang menjadi prioritas ke depan adalah sektor digital dan layakan kesehatan. Pemerintah juga akan fokus pada hilirisasi sektor sumberdaya alam seperti nikel dan tembaga sebagai salah satu upaya pemerintah mengembangkan ekonomi hijau. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement