Rabu 01 Dec 2021 05:36 WIB

Lawan China, Amerika Perbaiki Fasilitas Militer di Australia

Rivalitas Amerika vs China memasuki ranah militer di Australia

Rep: Andrew Greene/ Red:
Rivalitas Amerika Vs China: Militer di Australia mulai dimainkan
Rivalitas Amerika Vs China: Militer di Australia mulai dimainkan

Amerika Serikat akan memperbaiki fasilitas pertahanan yang berada di Australia dalam usaha untuk bersaing dengan China di kawasan Indo Pasifik.

Rencana ini tertuang dalam laporan terbaru Departemen Pertahanan Amerika Serikat, meski hanya sedikit rincian yang diberikan untuk diketahui publik.

Sebagian dari dokumen tersebut yang dibuat di bawah Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, dan akan bersifat untuk kalangan internal saja.

"Di Australia, akan ada rotasi baru pesawat tempur dan armada pengebom, juga adakan ada latihan bagi pasukan darat dan peningkatan kerja sama logistik," kata Menteri Muda Pertahanan Amerika Serikat, Mara Karlin kepada wartawan.

"Lebih luas lagi di kawasan Indo-Pasifik, akan ada perbaikan infrastruktur di Guam,  Commonwealth of the Northern Mariana Islands dan Australia."

Dr Karlin menambahkan kawasan Indo Pasifik akan menjadi fokus utama bagi kajian militer Amerika Serikat, karena ditegaskan Menhan Llyod bahwa "China akan mendapat saingan" di kawasan tersebut.

Dr Karlin mengatakan perbaikan fasilitas militer di Australia diharapkan terjadi dalam beberapa tahun mendatang, termasuk fasilitas logistik, penyimpanan bahan bakar, penyimpanan amunisi dan perbaikan landasan udara.

Kajian terbaru itu juga memberi arahan kepada Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk memberikan fokus lebih besar ke kawasan Asia Pasifik dengan "mengurangi jumlah pasukan dan peralatan di bagian dunia lainnya", sehingga memungkinkan kesiapan untuk melakukan pertempuran dan peningkatan aktivitas di kawasan Indo Pasifik.

Banyak rincian mengenai pemindahan posisi kekuatan militer bersifat rahasia dan yang lainnya sudah pernah diumumkan sebelumnya.

Namun dalam kajian ini tidak ada perubahan penempatan besar-besaran di saat langkah Amerika Serikat semakin besar untuk menandingi China, serta menangkal Rusia dan memerangi terorisme di kawasan Timur Tengah dan Afrika.

Para analis di bidang pertahanan mengatakan tidak adanya perubahan besar-besaran dalam penempatan pasukan di Asia menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh Amerika Serikat dalam menyeimbangkan kekuatan demi menantang China dan dalam waktu bersamaan mencoba mempertahankan komitmen global lainnya.

Beberapa bulan lalu ABC melaporkan pejabat militer AS dan Australia sudah mendiskusikan memperluas kerja sama militer, termasuk usulan pembentukan brigade pelatihan bersama antara marinir AS dengan angkatan bersenjata Australia (ADF) yang bermarkas di kota Darwin.

Australia baru-baru ini menandatangani kerja sama militer dengan Amerika Serikat dan Inggris yang dikenal dengan nama AUKUS guna meningkatan kerjasama intelejen dan teknologi antara ketiga negara tersebut.

ABC sudah menghubungi Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton untuk memberikan komentar mengenai kajian terbaru Pentagon.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement