Senin 29 Nov 2021 22:33 WIB

Vaksinasi Pelajar Dosis Pertama di Kota Malang Rampung

Saat ini pembelajaran tatap muka (PTM) masih terus berlangsung di wilayah Kota Malang

Vaksinasi Pelajar Dosis Pertama di Kota Malang Rampung (ilustrasi).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Vaksinasi Pelajar Dosis Pertama di Kota Malang Rampung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Dinas Kesehatan Kota Malang menyatakan bahwa seluruh pelajar berusia di atas 12 tahun yang ada di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, sudah divaksinasi COVID-19 dosis pertama.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif mengatakan pelaksanaan vaksinasi anak berusia di atas 12 tahun sudah rampung dari total sasaran kurang lebih sebanyak 45 ribu siswa pada tingkat SD dan SMP.

"Untuk tingkat SD, 12 tahun ke atas itu sudah selesai tahap pertama," kata Husnul, Senin (29/11).

Sementara untuk pelaksanaan vaksinasi dosis kedua kepada para siswa tersebut, akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal. Pemberian vaksin COVID-19 dosis kedua, dilakukan dengan jeda waktu tertentu.

Menurutnya, saat ini pembelajaran tatap muka (PTM) masih terus berlangsung di wilayah Kota Malang. Pelaksanaan PTM terbatas tersebut, tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat, agar tidak ada kasus penyebaran virus Corona di sekolah.

"Saat anak masuk ke sekolah, itu jadi tanggung jawab Satgas di sekolah. Namun, setelah keluar sekolah, kita juga melibatkan peran orang tua dalam menjalankan protokol kesehatan," katanya.

Selain itu, dalam upaya meminimalisasi risiko penyebaran COVID-19 di sekolah-sekolah, Dinas Kesehatan Kota Malang secara rutin melakukan tes usap antigen secara acak bagi para guru, termasuk para siswa.

Dinas Kesehatan Kota Malang juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan tes usap secara acak tersebut. Dinas Kesehatan Kota Malang menyiapkan kurang lebih 12 ribu alat tes usap. "Tes usap acak tetap kita laksanakan. Karena bagaimanapun juga PTM ini jangan sampai menjadi kluster sekolah di Kota Malang. Kami siapkan 12 ribu (alat tes usap)," katanya.

Ia mengingatkan seluruh perangkat yang ada di sekolah harus terus mampu menjaga penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan PTM terbatas. Titik-titik yang menjadi potensi pelonggaranprotokol kesehatan, harus diperkuat. "Ada titik-titik yang menjadi potensi pelonggaran protokol kesehatan, seperti waktu istirahat, kemudian waktu ganti jam pelajaran. Semua punya peran dalam pelaksanaan PTM terbatas," katanya.

Saat ini, secara keseluruhan ada sebanyak 15.640 kasus konfirmasi positif COVID-19, dengan kasus aktif tercatat sembilan kasus. Dari total tersebut, sebanyak 14.508 orang dilaporkan telah sembuh, 1.123 orang dinyatakan meninggal dunia.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement