Senin 29 Nov 2021 14:13 WIB

Polres Siaga Bencana Hadapi Badai La Nina di Lebak

Nelayan di pesisir selatan agar waspada gelombang tinggi disertai angin kencang.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga melintasi Ssungai Ciberang menggunakan jembatan swadaya masyarakat di Desa Ciladaheun, Lebak, Banten, Selasa (30/3/2021). Menurut keterangan warga setempat, setahun pascaditerjang bencana banjir bandang jembatan yang merupakan akses jalan nasional tersebut belum dibangun dan tidak bisa dilalui kendaraan ketika hujan deras karena air sungai Ciberang meluap.
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga melintasi Ssungai Ciberang menggunakan jembatan swadaya masyarakat di Desa Ciladaheun, Lebak, Banten, Selasa (30/3/2021). Menurut keterangan warga setempat, setahun pascaditerjang bencana banjir bandang jembatan yang merupakan akses jalan nasional tersebut belum dibangun dan tidak bisa dilalui kendaraan ketika hujan deras karena air sungai Ciberang meluap.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kepolisian Resor (Polres) Lebak, Polda Banten siaga bencana alam menghadapi badai La Nina yang ditandai curah hujan meningkat disertai angin kencang, dan juga gelombang tinggi. Kabupaten Lebak hingga kini merupakan daerah langganan bencana banjir dan longsor.

"Kami menginstruksikan semua polseksiaga selama 24 jam untuk melayani masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam," kata Kapolres Lebak AKBP Teddy Reyendra di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin (29/11).

Baca Juga

Lokasi Kabupaten Lebak yang terdiri pegunungan, perbukitan, dan aliran sungai membuat wilayah tersebut rawan longsor. Teddy mengatakan, potensi bencana alam tersebut jika terjadi cuaca buruk, seperti hujan lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi.

Saat ini, kata dia, curah hujan meningkat sehingga masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana alam dapat meningkatjan kewaspadaan untuk mengurangi risiko kebencanaan. "Kami minta warga dapat meningkatkan waspada bencana alam sehubungan curah hujan meningkat," ucap Teddy.

Menurut dia, Polres Lebak juga bersinergi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak untuk mengantisipasi bencana alam. Bahkan, peralatan evakuasi sudah dipersiapkan untuk membantu evakuasi agar tidak menimbulkan korban jiwa.

"Semua anggota kepolisian untuk penanggulangan kebencanaan memiliki kompetensi untuk mengoperasikan peralatan evakuasi di lokasi bencana alam," kata Teddy.

Dia juga mengimbau nelayan di pesisir selatan agar meningkatkan kewaspadaan gelombang tinggi disertai angin kencang. Saat ini, sambung dia, gelombang tinggi di pesisir selatan cukup membahayakan nelayan tradisional.

Oleh karena itu, nelayan sebaiknya waspada cuaca buruk tersebut guna menghindari kecelakaan laut. "Kami berharap nelayan dapat meningkatkan waspada gelombang tinggi," kata Teddy.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama mengapresiasi kesiapsiagaan kepolisian menghadapi badai La Nina yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor. Bahkan, sambung dia, anggota di wilayahnya saat hujan meningkat, wajib melakukan pengecekan debit air sungai.

"Kami hingga kini terus berkoordinasi dengan kepolisian untuk menghadapi cuaca buruk seperti sekarang ini yang ditandai hujan meningkat dan berpotensi bencana alam," kata Febby.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement