Ahad 28 Nov 2021 15:35 WIB

Kerja Sama Air antara Yordania dan Israel Tuai Penolakan

Yordania akan menerima 200 juta meter kubik air desalinasi dari Israel

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Orang-orang meneriakkan slogan-slogan selama protes terhadap kesepakatan terkait energi yang ditandatangani dengan Israel, di Amman, Yordania, 26 November 2021. Yordania akan menerima 200 juta meter kubik air desalinasi dari Israel.
Foto: EPA-EFE/Mohammad Ali
Orang-orang meneriakkan slogan-slogan selama protes terhadap kesepakatan terkait energi yang ditandatangani dengan Israel, di Amman, Yordania, 26 November 2021. Yordania akan menerima 200 juta meter kubik air desalinasi dari Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Ratusan orang berkumpul di ibu kota Yordania, Amman, memprotes kesepakatan air untuk energi antara negara itu dan Israel. Kesepakatan itu, jika diimplementasikan, akan menjadi salah satu proyek kerja sama terbesar sejak kedua negara menandatangani kesepakatan damai 27 tahun lalu.

Berdasarkan kesepakatan itu, Yordania akan menerima 200 juta meter kubik air desalinasi dari Israel. Jumlah ini diperoleh dengan imbalan 600 megawatt listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi surya yang didanai Uni Emirat Arab (UEA) UEA di Yordania.

Baca Juga

Orang-orang Yordania melakukan protes menolak perjanjian itu pada Jumat (26/22). Mereka mengatakan perjanjian itu bergerak menuju normalisasi hubungan dengan Israel, sementara Israel terus menduduki wilayah Palestina. Lawan juga memperingatkan kesepakatan itu akan memaksa Yordania bergantung pada tetangganya.

"Kami memiliki hak untuk hidup, Palestina memiliki hak untuk hidup. Kami, orang Yordania, mendukung Palestina, dan kami peduli dengan Yordania. Itulah sebabnya kami ada di sini hari ini," kata pengunjuk rasa bernama Nasreen.

Nasreen memegang poster buatan ketiga anaknya. “Ini tentang menjadi MANUSIA," demikian tulisan di poster itu.

"Kami tidak mempercayai pendudukan. Jika pendudukan Israel menandatangani perjanjian, biasanya mereka tidak melakukan apa yang dinyatakan," ujar Anggota Parlemen Yordania Saleh al-Armouti.

Deklarasi proyek itu ditandatangani di Dubai oleh menteri air Yordania, menteri energi Israel, dan menteri perubahan iklim Uni Emirat Arab di hadapan Utusan Iklim AS John Kerry pada awal pekan. Polisi Yordania menangkap 16 mahasiswa yang secara damai memprotes perjanjian tersebut sehari berikutnya.

Dilansir Aljazirah, perjanjian tersebut dimaksudkan untuk mengatasi kebutuhan mendesak Yordania akan air dan tujuan Israel untuk memperluas bauran energi terbarukan. Israel telah secara drastis meningkatkan kapasitasnya untuk desalinasi air dan Yordania memiliki daerah gurun yang luas yang cocok untuk pertanian energi surya.

Juru bicara Kementerian Air Omar Salameh mengatakan ide proyek tersebut berasal dari meningkatnya permintaan Yordania akan sumber daya air permanen. Kondisi itu diperburuk oleh pertumbuhan populasi kerajaan selama beberapa tahun terakhir.

Menurut UNICEF, Yordania saat ini adalah negara yang paling rentan air kedua di dunia. Menurut laporan Laboratory News, pasokan air per kapitanya diperkirakan akan berkurang setengahnya pada akhir abad ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement