Sabtu 27 Nov 2021 17:37 WIB

Turki Tutup Perjalanan dari Lima Negara Afrika

Turki mendorong langkah pencegahan Covid-19, daripada pembatasan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang wanita bertopeng menggendong seorang anak berjalan melalui jalan-jalan di kota pedesaan Parys, Afrika Selatan, 26 November 2021. Departemen Kesehatan Afrika Selatan dan ilmuwan dari Network for Genomic Surveillance mengungkapkan rincian Covid-19 yang baru terdeteksi dan sangat bermutasi varian, B.1.1.529.
Foto: EPA-EFE/KIM LUDBROOK
Seorang wanita bertopeng menggendong seorang anak berjalan melalui jalan-jalan di kota pedesaan Parys, Afrika Selatan, 26 November 2021. Departemen Kesehatan Afrika Selatan dan ilmuwan dari Network for Genomic Surveillance mengungkapkan rincian Covid-19 yang baru terdeteksi dan sangat bermutasi varian, B.1.1.529.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki melarang perjalanan dari lima negara Afrika setelah munculnya varian Covid-19 baru. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca dalam pernyataannya pada Jumat (26/11) malam waktu setempat.

"Perjalanan dari Botswana, Republik Afrika Selatan, Mozambik, Namibia, dan Zimbabwe ke negara kami melalui semua penyeberangan perbatasan darat, udara, laut, dan kereta api kami tidak akan diizinkan mulai malam ini," kata Koca, dilansir dari Daily Sabah, Sabtu (27/11).

Baca Juga

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan jenis Covid-19 baru dari Afrika selatan sebagai varian yang patut menjadi perhatian, dan menamakannya Omicron. Inggris juga telah menunda penerbangan dari Botswana, Eswatini, Lesotho, Namibia, Afrika Selatan dan Zimbabwe.

Sedangkan negara-negara anggota Uni Eropa telah setuju untuk melakukan pembatasan cepat pada semua perjalanan dari negara-negara tersebut termasuk Mozambik. Menkes Turki Koca menambahkan, Turki tidak bermaksud untuk menerapkan lockdown lebih lanjut untuk mencegah penularan virus.

"Sangat penting pada tindakan pencegahan individu, terutama vaksinasi," kata Koca, ketika menjawab pertanyaan setelah pertemuan Kabinet di Istana Presiden. Kompleks.

Namun Eropa berada di ambang penutupan lagi karena banyak negara yang sudah mengumumkan langkah-langkah pembatasan baru. Ketika ditanya tentang apakah pembatasan dan tindakan baru ada dalam agenda di Turki? Koca menyatakan bahwa tidak ada langkah seperti itu yang direncanakan.

"Pada periode baru di Turki, kami tidak berencana untuk mengelola pandemi dengan penutupan. Pada periode baru, kami sangat mementingkan tindakan pencegahan pribadi dan terutama vaksinasi. Maka kami pikir sangat penting bagi semua orang untuk divaksinasi," ucapnya.

Soal progres molnupiravir, yang akan digunakan untuk mengobati pasien Covid-19, Koca mencatat bahwa banyak obat digunakan selama pandemi dan kemanjurannya akan semakin jelas seiring berjalannya waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement