Jumat 26 Nov 2021 01:07 WIB

Potret Pembelajaran di Tengah Keterbatasan Akibat Pandemi

49,24 persen guru merasakan hambatan dalam melaksanakan asesmen PJJ.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Wali kelas IV Yayat Hayatulhasani menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan radio Handy Talky (HT) saat proses pembelajaran jarak jauh di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Pasawahan, Dusun Ciakar, Desa Pasawahan, Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Foto:

Berlatih menggunakan teknologi

Juni Kardi, kepala sekolah SDN 18 Pekanbaru, Riau, menjadi salah satu penulis di buku itu. Dia hadir sebagai narasumber dalam peluncuran buku tersebut. Pada kesempatan itu Juni mengatakan, dia terus berupaya mendampingi guru-guru di sekolahnya memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.

Dia mengungkapkan, masih banyak guru yang masih mengalami kesulitan menyelenggarakan pembelajaran daring karena belum terbiasa menggunakannya. Dia juga melihat kemauan guru untuk belajar di sekolahnya melalui komunitas pemanfaatan teknologi juga masih perlu ditingkatkan.

Melihat itu, Juni berinisiatif mendampingi para guru berlatih menggunakan teknologi. Dia mengidentifikasi kemampuan teknologi apa saja yang dimiliki oleh para guru. Setelah terpetakan, Juni mengajak guru yang telah menguasai teknologi untuk ikut membantunya dalam mendampingi guru-guru yang perlu pendampingan.

“Kami melakukan pendampingan secara klasikal, kelompok, dan juga individu agar sesuai dengan kebutuhan para guru yang ingin belajar. Hasilnya, semua guru di sekolah saya menjadi terbiasa memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran,” kata dia.

Di sisi lain, seorang guru kelas IV SDN 011 Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur, bernama Abdul Rahmat mengungkapkan tantangan terberat yang dia rasakan pada masa pandemi ini. Tantangan terberat yang Abdul rasakan itu adalah memastikan kemampuan individu setiap siswa dapat berkembang optimal.  

“Saya mengatasinya dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Caranya dengan mengakomodasi semua perbedaan siswa, pembelajaran yang terbuka untuk siswa, dan menjawab kebutuhan setiap individu,” kata Rahmat.

Guru SMPN 3 Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara, Totaria Simbolon, memanfaatkan beragam aplikasi dalam pembelajaran. Seperti aplikasi Geogebra yang menjadi alat bantu belajar matematika, khususnya untuk menggambarkan konsep geometri bangun ruang.

 

“Dengan aplikasi yang bisa diakses secara terbuka di internet tersebut, siswa menjadi lebih mudah menemukan rumus volume kubus dan balok dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan volume kubus dan balok. Pembelajaran juga menjadi lebih mengasyikkan bagi siswa, baik saat PJJ maupun PTM terbatas,” kata Totaria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement