Kamis 25 Nov 2021 15:47 WIB

Israel Rancang Permukiman Yahudi Besar-besaran di Atarot

Kota Israel itu akan berada di dekat tiga komunitas Palestina berpenduduk padat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Permukiman ilegal Israel
Foto: Republika
Permukiman ilegal Israel

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel bergerak maju dengan rencana untuk membangun pemukiman Yahudi besar-besaran di lokasi bandara yang telah lama ditinggalkan. Pemukiman Atarot akan mencakup 9.000 unit rumah yang dipasarkan kepada orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks.

Menurut Hagit Ofran dari kelompok pemantau anti-pemukiman Israel Peace Now, tempat ini akan menjadi kota kecil berpenduduk sekitar 50 ribu orang di sebelah tiga komunitas Palestina yang berpenduduk padat. Salah satu lingkungan Palestina, Kufr Aqab, berada di dalam batas kota Yerusalem tetapi di sisi lain menjadi penghalang pemisahan kontroversial Israel.

Baca Juga

Pemukiman itu akan berada tepat di sebelah Qalandiya, pos pemeriksaan militer utama antara Yerusalem dan kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki. Tempat ini akan dibangun di atas landasan pacu bandara berusia seabad dengan sejarah bertingkat, yang saat ini ditinggalkan dan ditumbuhi rumput liar, dengan burung gagak bersarang di menara pengawas.

"Kami berada di jantung daerah perkotaan Palestina. Jika Israel membangun sebuah pemukiman di sini, kami menghalangi dan menghalangi kemungkinan negara Palestina merdeka dan perjanjian dua negara," kata Ofran.

Ofran mengakui setidaknya empat tahun sebelum konstruksi dimulai. Dia mengatakan proses perencanaan sedang berjalan dengan baik. Sebuah komite kota memberikan suara untuk mendukung proyek tersebut pada Rabu (24/11) dan komite distrik diharapkan untuk menyetujuinya pada 6 Desember. "Begitu mereka menyetujuinya, itu seperti bola salju," kata Ofran.

Seorang pejabat pemerintah Israel mengatakan proyek tersebut masih dalam tahap awal perencanaan. Kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum disetujui oleh pemerintah. Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim karena rencana tersebut masih dibahas di tingkat kotamadya.

"Yerusalem adalah ibu kota negara Israel yang hidup, bernafas, dan berkembang. Proyek perumahan akan menyediakan ribuan unit rumah yang sangat dibutuhkan," kata Wakil Walikota Fleur Hassan-Nahoum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement