Kamis 25 Nov 2021 10:22 WIB

Rupiah Diproyeksikan Melemah Seiring Masih Tingginya Inflasi

Rupiah pagi ini bergerak melemah 0,02 persen ke posisi Rp 14.269 per dolar AS.

Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (18/5). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (25/11) diperkirakan masih akan melemah seiring masih tingginya inflasi di Amerika Serikat.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (18/5). Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (25/11) diperkirakan masih akan melemah seiring masih tingginya inflasi di Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (25/11) diperkirakan masih akan melemah seiring masih tingginya inflasi di Amerika Serikat. Rupiah pagi ini bergerak melemah 4 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp 14.269 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.265 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini dengan indikasi inflasi yang masih tinggi dan situasi ketenagakerjaan yang membaik di AS," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Dari data tenaga kerja AS, klaim tunjangan pengangguran mingguan menunjukkan klaim terendah sejak 1969. Selain itu, data indikator inflasi AS, Price Consumption Expenditure (PCE) Oktober, menunjukkan kenaikan inflasi yang persisten. Data PCE bulan Oktober menunjukkan kenaikan 5,3 persen secara tahunan, sama seperti bulan sebelumnya.

"Data-data ini mendukung percepatan pengetatan moneter di AS yang bisa mendorong penguatan dolar AS," ujar Ariston.

Dari dalam negeri, kemarin gubernur Bank Indonesia menyampaikan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 dibandingkan proyeksi sebelumnya. Perry memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun ini hanya dalam kisaran 3,2 persen-4 persen, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 3,5 persen-4,3 persen.

"Ini mungkin bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah," kata Ariston.

Sementara itu, jumlah kasus harian Covid-19 di Tanah Air pada Rabu (24/11) kemarin mencapai 451 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 4,25 juta kasus. Sedangkan, jumlah kasus meninggal akibat terpapar Covid-19 13 kasus sehingga totalnya mencapai 143.766 kasus.

Adapun untuk jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 377 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,1 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif Covid-19 mencapai 7.977 kasus.

Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 136,08 juta orang dan vaksin dosis kedua 91,21 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Ariston mengatakan, rupiah hari ini masih akan berpotensi melemah ke arah Rp 14.300 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.220 per dolar AS. Pada Rabu (24/11) lalu, rupiah ditutup melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 14.265 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.258 per dolar AS.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement