Rabu 24 Nov 2021 22:39 WIB

SEBI Bincangkan Perkembangan Literatur Ekonomi Syariah

Webinar Perpustakaan dan Pusat Data itu dalam rangka milad ke-23 STEI SEBI.

STEI SEBI menyelenggarakan webinar perpustakaan dan pusat data, Sabtu (20/11).
Foto: Dok STEI SEBI
STEI SEBI menyelenggarakan webinar perpustakaan dan pusat data, Sabtu (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- STEI SEBI Depok  kembali menggelar webinar dalam rangkaian agenda miladnya yang ke-23. Webinar yang disiarkan langsung melalui kanal SEBI TV, Sabtu (20/11) itu  bertajuk Webinar Perpustakaan dan Pusat Data dengan tema Perkembangan Literatur Ekonomi dan Keuangan Syariah: Peran Strategis Perpustakaan dan Pusat Data.

Webinar ini didukung  Perpustakaan Nasional RI, IAEI, BWI, KNEKS, FPPTI, PSTTI-UI, PEBS- FEB UI, LAZNAS Yakesma, Wakaf Sukses, WAKAF-IN, dan SEBI Social Fund.  Acara ini dibuka oleh Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI Sigit Pramono  PhD  CA CPA. Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh narasumber yang telah berkenan untuk memberikan pemikirannya dalam pengembangan literatur  ekonomi syariah di Indonesia. 

“Semoga  menjadi amal kebaikan bagi kita dan menjadi satu sumbangsih bagi negeri yang kita cintai ini,” ujar Sigit seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

Webinar ini menjadi lebih luas cakupannya karena didukung oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Hadir memberikan keynote speech Dr  Taufiq A Gani  MEngSc sebagai kepala Pusat dan informasi Perpustakaan Nasional RI. 

“Perpustakaan Nasional merupakan ikon peradaban bangsa. Oleh karena itu peran dan fungsi perpustakaan perlu dioptimalkan sehingga dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia,”  ujarnya dalam paparan materinya. 

Narasumber pertama yang memberikan paparan materinya adalah Prof Dr Raditya Sukmana, SE MA sebagai ketua Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuwan IAEI dan Guru Besar Departemen Ekonomi Syariah FEB Universitas Airlangga. Tema yang diangkat adalah Potensi Indonesia sebagai Pusat Riset dan Literatur Ekonomi dan Keuangan Syariah.

Ia menegaskan, peran perpustakaan dan pusat data sangat vital untuk menghadirkan penelitian yang berkualitas. “Perguruan Tinggi memiliki peran yang sangat strategis sebagai pusat edukasi dan penelitian ekonomi syariah,” ujarnya.

Selain itu, kata Prof Raditya,  pesantren juga perlu didorong untuk berperan dalam mengembangkan ekonomi syariah. Contoh riil yang sudah dilakukan dalam pengembangan ekonomi syariah oleh pesantren adalah di Jawa Timur dengan program One Pesantren One Product (OPOP). “Melalui program tersebut telah dibuat katalog produk lengkap yang diproduksi oleh pesantren sehingga mendorong perkembangan ekonomi syariah di Jawa Timur,” paparnya. 

Narasumber kedua pada webinar ini adalah Luqman Hakim Handoko  SEI   MEc yang merupakan dosen STEI SEBI dan kandidat doktor di IIUM. Materi yang disampaikan adalah Analisis Bibliometrik Global dan Visualisasi Publikasi Ekonomi dan Keuangan Islam. 

Ia menegaskan, dalam melakukan penelitian, akademisi harus memiliki sumber data yang kaya dan valid. Dengan menggunakan analisis bibliometric, seorang peneliti mampu memetakan topik penelitian yang sudah dan sering dibahas dan juga topik penelitian yang masih sedikit atau belum pernah diteliti. Selain itu, analisis ini mampu memetakan penulis, kata kunci, subyek, sitasi, dan bibliografi. 

“Diharapkan perpustakaan dapat memfasilitasi peneliti untuk mudah mengakses data tersebut. Selain itu, perpustakaan diharapkan memiliki software yang juga mampu memetakan penelitian, contohnya; VosViewer, SciMat, dan CiteSpace untuk lebih memudahkan pelaksanaan penelitian,” ujar Luqman .

Acara berlanjut dengan pemaparan materi ketiga dari Dr  Kamola Bayram dari Karatay Universitesi Turki dengan tema Research Centre and Literature Heritage of Islamic Economics and Finance in Turkey. Ia menjelaskan tentang pusat riset ekonomi dan keuangan syariah di Negara Turki.  

“Sistem keuangan syariah mulai dikenal di Turki  sejak tahun 1980, namun butuh 30 tahun bagi lembaga pendidikan di Turki untuk membuka program ekonomi dan keuangan syariah. Beberapa pusat penelitian yang mulai dibuka sejak 2016 adalah Research center for Islamic economic (IKAM), Iktisat Press, Turkish Journal of Islamic Economics (TUJISE),  dan ISIFAM (pusat penelitian di bawah universitas di Turki),” paparnya. 

Sebagai penutup sesi materi adalah Fahma Rianti sebagai Kepala Perpustakaan STEI SEBI. Ia menyampaikan tema Peran Perpustakaan dan Pusat Data dalam Mendukung Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia.

Hal yang diangkat adalah bagaimana perpustakaan bisa berperan aktif tidak hanya berkutat pada rutinitas. Implementasi terkait pengembangan perpustakaan yang perlu terus ditingkatkan berhubungan dengan empat  peran perpustakaan yaitu  1). mendukung perguruan tinggi dalam menghasilkan SDM ekonomi syariah yang unggul; 2). pusat literatur dan data riset ekonomi syariah; 3). edukasi literasi kepada masyarakat; 4). data and text maining atau bibliomining. 

“Kita juga  berharap perpustakaan dan juga pusat data yang terkait ekonomi syariah ini bisa dikelola bersama lalu menciptakan satu portal yang memudahkan untuk membantu perkembangan dan juga akselarasi ekonomi dan keuangan syariah,’ kata Fahma Rianti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement