Rabu 24 Nov 2021 21:00 WIB

AS Gelar Latihan Militer dekat Rusia, Moskow Geram

Moskow mencatat peningkatkan signifikan aktivitas pesawat bomber AS di dekat Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pesawat pengebom atau bomber AS supersonic B-1B Lancer. Moskow mencatat peningkatkan signifikan aktivitas pesawat bomber AS di dekat Rusia.
Foto: Reuters
Pesawat pengebom atau bomber AS supersonic B-1B Lancer. Moskow mencatat peningkatkan signifikan aktivitas pesawat bomber AS di dekat Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Pertahanan Rusia menuduh pesawat-pesawat bomber Amerika Serikat (AS) menggelar latihan serangan nuklir pada Rusia dari dua arah yang berbeda pada awal bulan ini. Rusia juga mengeluhkan pesawat-pesawat itu terbang di wilayah yang berjarak hanya 20 kilometer dari perbatasan Rusia.

Namun Pentagon mengatakan latihan tersebut diumumkan pada publik. AS juga menegaskan mereka mengikuti protokol internasional.

Baca Juga

Tuduhan Moskow disampaikan saat ketegangan antara AS dan Rusia karena isu perbatasan di Ukraina semakin memanas. Pejabat pemerintah AS mengungkapkan kekhawatiran mereka pada kemungkinan Rusia melancarkan serangan ke perbatasan selatannya. Kremlin membantah kemungkinan itu.

Moskow justru menuduh perilaku AS, NATO, dan Ukraina provokatif serta tidak bertanggung jawab. Mereka menekankan penjualan senjata AS ke Ukraina, penggunaan drone Turki yang dipakai Ukraina menyerang separatis yang didukung Rusia di timur Ukraina, dan latihan militer NATO di dekat perbatasannya.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan Moskow telah mencatat peningkatkan signifikan aktivitas pesawat strategis bomber AS. Menurutnya, AS menerbangkan 30 pesawat ke dekat perbatasan Rusia pada bulan ini. Ia mengatakan jumlah itu 2,5 kali lebih banyak pada periode yang sama tahun lalu.

Shoigu dengan khusus mengeluhkan apa yang ia sebut simulasi serangan nuklir AS pada Rusia pada awal bulan ini. "Menteri Pertahanan menyoroti 10 bomber strategis AS selama latihan militer AS 'Global Thunder' berlatih meluncurkan senjata nuklir ke Rusia dari arah barat dan timur," kata Shoigu seperti dikutip pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, Rabu (24/11).

"Kedekatan minimum dengan perbatasan negara bagian kami sekitar 20 kilometer," tambahnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement