Rabu 24 Nov 2021 17:05 WIB

Presiden Minta 290 Juta Dosis Vaksin Disuntikkan Akhir 2021

Jokowi menargetkan 280-290 juta dosis vaksin Covid-19 disuntikkan kepada masyarakat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mas Alamil Huda
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden menargetkan sebanyak 280-290 juta dosis vaksin Covid-19 disuntikkan kepada masyarakat hingga akhir tahun nanti. Vaksinasi ini penting diberikan kepada masyarakat untuk memberikan perlindungan yang maksimal jika terjadi penularan.
Foto: ANTARA/BPMI-Rusman
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden menargetkan sebanyak 280-290 juta dosis vaksin Covid-19 disuntikkan kepada masyarakat hingga akhir tahun nanti. Vaksinasi ini penting diberikan kepada masyarakat untuk memberikan perlindungan yang maksimal jika terjadi penularan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan sebanyak 280-290 juta dosis vaksin Covid-19 disuntikkan kepada masyarakat hingga akhir tahun nanti. Vaksinasi ini penting diberikan kepada masyarakat untuk memberikan perlindungan yang maksimal jika terjadi penularan.

“Kita harapkan di akhir tahun ini target kita berada di angka 280 sampai 290 juta dosis yang harus sudah tersuntikkan kepada masyarakat,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan pada pertemuan tahunan Bank Indonesia tahun 2021 di Grand Ballroom Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (24/11).

Baca Juga

Per 23 November ini, sebanyak 226 juta dosis vaksin Covid-19 telah disuntikkan kepada masyarakat. Penyuntikan dosis pertama vaksin Covid-19 telah mencapai 65 persen dan dosis kedua atau lengkap telah mencapai 43,3 persen. “Ini sebuah angka yang perlu kita syukuri,” tambahnya.

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan, saat ini kasus Covid-19 sudah mulai terkendali dan menurun di Indonesia. Indonesia, kata dia, telah melewati masa-masa mengerikan di mana kasus harian pernah tercatat mencapai 56 ribu kasus pada pertengahan Juli.

“Sangat ngeri sekali pada saat itu kalau bapak ibu datang di rumah sakit atau melihat kondisi di Wisma Atlet, datang ke semua daerah semua, utamanya Jawa dan Bali pada saat itu berada pada kondisi yang BOR-nya sangat tinggi sekali, di atas 90 persen,” jelas Jokowi.

Namun, kondisi kasus Covid-19 kini telah menurun. Pada 23 November, kasus harian tercatat sebesar 394 kasus. Jokowi mengatakan, pandemi yang terjadi selama 1,5 tahun ini tak hanya berdampak pada masalah kesehatan dan ekonomi saja, namun juga berdampak di berbagai sektor.

Pandemi Covid-19 ini menyebabkan terjadinya kelangkaan energi, kelangkaan kontainer, dan juga kenaikan inflasi di hampir seluruh negara yang terdampak. Selain itu, juga terjadi kenaikan harga produsen yang dikhawatirkan akan berimbas pada harga di tingkat konsumen.

“Semuanya tidak pernah diprediksi sebelumnya bahwa efek pandemi ini masuk ke semua problem-problem yang tidak pernah kita perkirakan sebelumnya,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement