Rabu 24 Nov 2021 03:17 WIB

Ridwan Kamil: Jabar Selatan Perlu Perhatian Maksimal

Ridwan Kamil sudah meminta BPBD mengawasi 19 desa kategori risiko tinggi bencana alam

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kiri) meninjau peralatan penanggulangan bencana saat apel siaga bencana di Jalan Diponegoro Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021). Apel gabungan yang diikuti oleh TNI, Polri, BPBD, SAR, dan unsur terkait lainnya tersebut untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometrologi di wilayah Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (ketiga kiri) meninjau peralatan penanggulangan bencana saat apel siaga bencana di Jalan Diponegoro Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/11/2021). Apel gabungan yang diikuti oleh TNI, Polri, BPBD, SAR, dan unsur terkait lainnya tersebut untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometrologi di wilayah Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan dari 5.312 desa di Jabar, 19 di antaranya masuk kategori risiko tinggi bencana alam. Sebanyak 3.500 desa masuk risiko sedang. Mayoritas desa rawan bencana hidrologi ada di wilayah Jabar selatan khususnya Kabupaten Bogor.

"Mayoritas ada di Jabar selatan yaitu Kabupaten Bogor maka kita perlu atensi yang lebih maksimal," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, saat memberikan pengarahan dalam apel siaga bencana di depan Gedung Sate, Selasa (23/11).

Baca Juga

Menurut Emil, sebagai langkah antisipasi Pemda Provinsi Jawa Barat sudah meminta BPBD mengawasi 19 desa tersebut. Warga yang rumahnya di sekitar bantaran sungai dan perbukitan juga terus diingatkan agar selalu waspada saat terjadi hujan.

"Perkiraan musim hujan ekstrem sampai Januari 2022, maka RT/RW dan warga harus siaga 1 terutama yang rumahnya di bantaran sungai. Saya juga sudah perintahkan BPBD agar lakukan tindakan pencegagan terukur jangan sampai menunggu korban," paparnya.

Sebelumnya, BMKG sudah memberikan peringatan bahwa prediksi musim hujan ekstrem di Jabar akan terjadi sampai Januari 2022. Emil berharap, apel siaga 2021 yang digelar ini memberikan semangat dan penguatan bagi para pasukan yang akan bertugas di lapangan.

"Sekarang penguatan semangat dari pasukan bahwa pasukan kebencanaan sangat siap," katanya.

Emil menjelaskan, ada tujuh fokus utama yang ditekankan dalam apel siaga bencana tersebut. Yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan pengujian peringatan dini, penyiapan pasokan kebutuhan dasar (logistik), penyuluhan pelatihan tanggap darurat, penyiapan lokasi, akurasi sistem data digital, dan penyiapan sarana.

Sejumlah peralatan baru, kata dia, bahkan sudah disiapkan di sejumlah titik rawan bencana. Kodam III/Siliwangi juga sudah menyiapkan dapur umum canggih yang bisa mengubah air kotor menjadi air siap minum.

"Dapur umum canggih dari Kodam sudah ada melengkapi peralatan lainnya dari institusi lain," kata Emil.

Menurutnya, di balik keindahan alam Jabar terkandung potensi bencana yang harus diwaspadai. Setiap tahun tercatat 1.500 sampai 2.000 laporan kebencanaan terjadi khususnya banjir di wilayah utara dan longsor di selatan. Bahkan sejak Oktober hingga sekarang sudah terjadi 500 bencana banjir dan longsor.

"Itulah kenapa dari Oktober kita sudah tetapkan siaga 1 karena sudah lebih dari 500 bencana, kalau dari Januari sudah lebih dari 1.000. Semoga jumlahnya makin sedikit sehingga kita bisa fokus membangun Jabar lebih baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement