Selasa 23 Nov 2021 16:46 WIB

Bahaya Mengonsumsi Ikan yang Terkontaminasi

Ikan yang terkontaminasi bisa mengeluarkan racun dan berbahaya bila dikonsumsi.

Rep: MGROL130/ Red: Nora Azizah
Ikan yang terkontaminasi bisa mengeluarkan racun dan berbahaya bila dikonsumsi.
Foto: www.pxhere.com
Ikan yang terkontaminasi bisa mengeluarkan racun dan berbahaya bila dikonsumsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikan memiliki berbagai kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan, di antaranya protein, asam lemak, omega-3, vitamin dan mineral. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa ada satu kerugian utama memakan ikan, yaitu risiko keracunan ikan yang disebabkan oleh kontaminasi. Cara agar terhindar dari keracunan ikan adalah dengan mengenali perubahan spesifik pada rasa dan tekstur ikan.

CDC menyatakan, ada dua jenis keracunan ikan, keracunan ciguatera dan keracunan scombroid. Keracunan scombroid disebabkan ketika ikan disimpan atau diawetkan dengan cara yang tidak benar sehingga membuat ikan mengandung kebih banyak kadar histamin atau disebut juga sebagai keracunan histamin atau toksisitas histamin.

Baca Juga

Dalam hal ini, American Academy of Allergy, Asthma & Immunology mengemukakan bahwa keracunan histamin terjadi ketika ikan secara alami memiliki kadar histidin kimia yang tinggi dan terkena pertumbuhan bakteri yang berlebihan sehingga mengubah histidin menjadi histamin. Hal ini paling sering terjadi ketika ikan disimpan pada suhu yang terlalu tinggi.

“Ikan yang terkontaminasi histamin mungkin memiliki rasa pedas, tajam, asin. Tetapi sebaliknya, ikan akan memiliki penampilan, aroma, dan rasa yang normal bila tidak beracun," tulis CDC, dilansir dari BestLife, Selasa (23/11).

Otoritas Kesehatan mencatat bahwa selain perubahan rasa yang tidak terlihat, ikan yang beracun dapat dilihat juga melalui tekstur dagingnya yang berbuih sehingga membantu membedakan antara bumbu standar dan potongan ikan yang terkontaminasi. Namun, kunci pencegahannya adalah memastikan bahwa ikan dibekukan atau didinginkan dengan benar pada suhu kurang dari 38°F (kurang dari 3,3°C) atau segera dibekukan setelah ditangkap.

"Memasak, mengasap, pengalengan, atau pembekuan tidak akan menghancurkan histamin pada ikan yang terkontaminasi,” catat CDC.

Untuk mengurangi kemungkinan tertular keracunan scombroid bisa dengan menghindari beberapa jenis ikan, terutama yang memiliki risiko tinggi mengalami reaksi parah. ejala dari keracunan scombroid biasanya muncul antara 10-60 menit setelah mengonsumsi sepotong ikan yang terkontaminasi dan membaik dalam waktu 12 jam, tetapi beberapa kasus bertahan selama 48 jam.

Gejala keracunan ikan akan terlihat dalam bentuk kemerahan pada wajah dan tubuh bagian atas, serta kram perut, penglihatan kabur, diare, jantung berdebar, gatal, dan sakit kepala parah. Bahkan beberapa pasien mengalami kesulitan bernapas hingga mengalami penurunan tekanan darah yang membutuhkan rawat inap. 

CDC menyarankan untuk segera membuang ikan yang menunjukkan tanda-tanda kontaminasi atau pembusukan. Jika merasa mengalami keracunan histamin, segera hubungi profesional medis. CDC juga menyebutkan beberapa jenis ikan yang berisiko tinggi menularkan racun scombroid, yakni tuna, mackerel, mahi-mahi, sarden, ikan teri, herring, bluefish, amberjack, dan marlin.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement