Selasa 23 Nov 2021 13:34 WIB

Ridwan Kamil Minta Babinsa Ingatkan Warga di Daerah Curam

Penanganan bencana ini yang terpenting adalah preventif atau mitigasi bukan aksinya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Bencana tanah longsor mengakibatkan rumah warga di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (11/9), rusak berat.
Foto: Dok. BNPB
Bencana tanah longsor mengakibatkan rumah warga di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (11/9), rusak berat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, saat ini curah hujan cukup tinggi. Menurutnya, Jabar Selatan menjadi prioritas perhatian karena rawan. Yakni, dari mulai Garut Selatan, Cianjur Selatan, dan Sukabumi Selatan. Terutama, Kabupaten Bogor yang paling tinggi dan terus mendapatkan perhatian.

Ridwan Kamil menilai, penanganan bencana ini yang terpenting adalah preventif atau mitigasi bukan aksinya. Terutama longsor yang potensi korban jiwanya jauh lebih besar dibandingkan banjir. 

Baca Juga

"Longsor suka menyergap di malam hari di lahan miring. Itu yang saya ingatkan ke Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk mengingatkan warga di daerah curam dan pinggir sungai," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, setelah menjadi Inspektur Upacara Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Bencana di Jalan Diponegoro Kota Bandung, Selasa (23/11).

Emil mengatakan, sebagai salah satu upaya mitigasi pihaknya sudah memilik cetak biru atau Jabar Resiliance Province. Di dalamnya, terkandung pelatihan dan anggaran. Karena, anggaran itu harus konkret, harus diatur edukasi dan lain-lain. 

"Kalau ada kekurangan kita akan evaluasi. Pada 30 November seluruh Bupati dan Wali Kota akan saya kumpulkan di Bogor dan Depok. Salah satu poinnya mengevaluasi respons terhadap potensi kebencanaan. Intinya kami sangat siap menolong warga terkena bencana dan peralatan sudah lengkap," paparnya.

Menurut Emil, kesiapan penanggulangan bencana di Jabar merupakan salah satu bentuk bela negara. Karena, di balik keindahan tanah Jabar ada dinamika lingkungan. 

"Sungai banyak mengalir di Jabar. Bencana hidrologis banyak terjadi di Jabar. Ini harus diantisiapsi. Dari Januari hingga sekarang ada 1.700 kebencanaan besar dan kecil," katanya.

Menurutnya, jumlah desa di Jabar ada 5.000 lebih. Dari jumlah tersebut, ada 19 desa/kelurahan  masuk resiko tinggi. Selain itu, ada 3.500 skala bencana sedang. 

"Yang rawan longsor ada 242 desa skala tinggi bencana longsor. Mayoritas ada di Jabar selatan. Terutama, di Kabupaten Bogor harus memperoleh attensi maksimal," paparnya.

Emil menjelaskan, berdasarkan perkiraan musim hujan terjadi Desember hingga Januari. Pemprov Jabar pun, menyatakan Siaga 1 dan terus mengingatkan ke RT/RW yang ada di bantaran sungai. "Ketua RT/RW, sebaiknya nspeksi rumah yang dindingnya retak di pinggir sungai," katanya.

Dalam masterplan cetak biru bencana di Jabar, kata dia, ada preventif pendidikan di sekolah-sekolah. Ia pun, emberikan ruang ke BPBD untuk melakukan simulasi di sekolah-sekolah tentang kebencanaan. "Setiap orang harus siap jadi relawan. Jadi simulasikan di sekolah agar melahirkan generasi yang paham kebencanaan hidrologis," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement