Selasa 23 Nov 2021 11:28 WIB

Taliban Larang Perempuan dalam Drama Televisi Afghanistan

Presenter perempuan diperintahkan untuk mengenakan penutup kepala di depan layar.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Taliban (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Anggota Taliban (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Taliban mengeluarkan aturan untuk melarang perempuan tampil dalam drama televisi di Afghanistan. Wartawan dan presenter perempuan juga telah diperintahkan untuk mengenakan penutup kepala di depan layar.

Kumpulan pedoman Taliban terbaru yang telah dikeluarkan untuk saluran televisi Afghanistan, menampilkan delapan aturan baru. Aturan ini termasuk pelarangan film yang dianggap bertentangan dengan prinsip atau hukum Islam versi Taliban dan nilai-nilai Afghanistan. Sementara rekaman pria yang mengekspos bagian tubuh yang intim dilarang.

Baca Juga

Pertunjukan komedi dan hiburan yang menghina agama atau mungkin dianggap menyinggung warga Afghanistan juga dilarang. Taliban bersikeras bahwa film asing yang mempromosikan nilai-nilai budaya asing tidak boleh disiarkan.

Saluran televisi Afghanistan kebanyakan menayangkan drama asing dengan pemeran utama perempuan. Seorang anggota organisasi yang mewakili wartawan di Afghanistan, Hujjatullah Mujaddedi, mengatakan, pengumuman pembatasan baru itu tidak terduga.

Menurut Mujaddedi, beberapa aturan tidak praktis dan jika diterapkan, lembaga penyiaran mungkin terpaksa ditutup. Wartawan mengatakan beberapa aturan tidak jelas dan dapat ditafsirkan. Demikian dilaporkan BBC.

Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus dan banyak yang khawatir mereka secara bertahap memberlakukan pembatasan yang keras. Selama pemerintahan mereka sebelumnya pada 1990-an, perempuan dilarang mendapatkan pendidikan dan tempat kerja.

Keputusan Taliban dalam pemerintahan saat ini  telah memerintahkan anak perempuan dan perempuan muda untuk tinggal di rumah. Wali kota Kabul, juga mengatakan kepada pegawai kota madya perempuan untuk tinggal di rumah kecuali pekerjaan mereka tidak dapat diisi oleh seorang pria.

Taliban mengeklaim, pembatasan mereka pada perempuan yang bekerja dan belajar kepada anak perempuan adalah sementara. Mereka mengeklaim keputusan ini untuk memastikan semua tempat kerja dan lingkungan belajar aman bagi perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement