Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal, M.Pd

Apa Penyebab Datangnya Musibah?

Politik | Tuesday, 23 Nov 2021, 08:49 WIB
Gambar Hanya Ilutrasi

Indonesia kaya akan kekayaan alamnya, tapi juga kaya akan berbagai musibah dan konflik. Hitung saja sejak naiknya presiden Indonesia sekarang, sudah berapa musibah besar terjadi di negeri ini. Bukan hanya yang menimpa fisik, musibah akidah dan akhlak juga semakin merajalela. Paham sesat pluralisme dan sekulerisme bahkan sekarang berkamuflase menjadi Moderasi Beragama yang mematikan hati semakin dapat tempat. Aliran-aliran sempalan Islam semakin terlindungi. Sebaliknya gerakan dakwah untuk ditegakkannya hukum Alloh di bumi Indonesia dimusuhi dan dicitrakan sebagai paham teroris dan radikal. Bahkan, para tokohnya, dipenjara, dan dirusak nama baiknya.

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup di bawah suatu kepemimpinan/pemerintahan yang menetapkan aturan atas mereka. Baik dan buruknya aturan akan mempengaruhi kesalehan mereka. Jika aturan yang diterapkan tidak didasarkan pada iman dan untuk mewujudkan ketakwaan, maka masyarakatpun akan tidak shalih. Apalagi kalau aturan melegalkan kemungkaran dan melindunginya, maka masyarakat akan menjadi pendosa. Sehingga musibah dan bencana akan turun karenanya.

Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallohu 'Anhuma, ia berkata: Rasululloh Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam pernah berdiri di hadapan kami lalu bersabda:

يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ

"Wahai sekalian Muhajirin, lima perkara apabila menimpa kalian, dan aku berlindung kepada Alloh dari kalian menjumpainya:

Tidaklah merebak perbuatan keji (seperti zina, homo seksual, pembunuhan, perampokan, judi, mabok, konsumsi obat-obatan terlarang dan lainnya) di suatu kaum sehingga mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan merebak di tengah-tengah mereka wabah penyakit tha’un (semacam kolera) dan kelaparan yang tidak pernah ada ada pada generasi sebelumnya.

Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan disiksa dengan paceklik panjang, susahnya penghidupan, dan kezaliman penguasa atas mereka.

Tidaklah mereka menahan membayar zakat kecuali hujan dari langit akan ditahan dari mereka. Dan sekiranya bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi hujan.

Tidaklah mereka melanggar janji Alloh dan janji Rasul-Nya, kecuali akan Alloh jadikan musuh mereka (dari kalangan kuffar) menguasai mereka, lalu ia merampas sebagian kekayaan yang mereka miliki.

Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka (kaum muslimin) berhukum dengan selain Kitabulloh dan menyeleksi apa-apa yang Allah turunkan (syariat Islam), kecuali Alloh timpakan permusuhan di antara mereka”. (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih) ". (HR. Ibnu Majah dan Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash-Shahihah no. 106)

Dalam hadits di atas, pemimpin zalim disebutkan sebagai akibat atas kedurhakaan msyarakat. Namun, di ujung disebutkan, pemimpin yang tidak menerapkan syariat akan menyebabkan terjadinya perpecahan dan permusuhan di tengah-tengah masyarakat. Disamping mereka sebagai akibat mereka juga menjadi sebab. Karena, tidaklah perbuatan-perbuatan keji akan tersebar dan dilakukan terang-terangan di tengah-tengah manusia, jika pemimpinnya tegas dalam menerapkan hukum Islam. Tidak ada pezina dan pelacur yang beriklan jika pemimpin menerapkan hukum Islam berupa cambuk dan rajam. Jangankan zinanya, segala sarana yang mengarah ke sana saja dilarangnya.

Tidak seperti di negeri ini, pelacuran dilindungi, dilegalkan dan dilokalisir di tempat yang dilindungi undang-undang. Siapa yang menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar di sana, dianggap melakukan kriminal karena melanggar undang-undang. Bahkan penamaannya diganti dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang seolah menjadi jalan resmi untuk mencari nasi, sekelas dengan kuli bangunan, Pedagang, sampai PNS.

Menahan dan tidak mengeluarkan zakat tidak akan terjadi dengan luas jika pemerintah menerapkan hukum Islam. Karena kepentingan utamanya, menegakkan hukum Alloh, membimbing masyarakat untuk bertakwa, dan mengatur kemaslahatan dunia mereka. Namun, jika bukan pemerintahan Islam yang mengaturnya dan bukan hukum Islam yang ditegakkannya, mengelola zakat tidak menjadi bagian kepentingannya. Jika ada yang menahan dan tidak mengeluarkannya bukan sebagai pelanggaran, namun sebaliknya jika tidak mebayar pajak maka dianggap melangar. Padahal pajak tidak dikenal dan tidak wajib bagi kaum muslimin, kecuali jika mereka hidup dibawah penguasa selain mereka.

*Kekhawatiran dari Pemimpin Penyesat*

Keberadaan para pemimpin penyesat sangat dikhawatirkan oleh Rasululloh Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam,

إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

“Sesungguhnya yang aku takutkan atas umatku adalah (berkuasanya) para pemimpin yang menyesatkan”. (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ahmad, dan al-Darimi. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Shahihah: 4/109, no. 1582, dalam Shahih al-Jami’, no. 1773 dan 2316).

Menurut penulis Fathul al-Majid, penggunaan kata Innama yang mengandung makna al-hashr (pembatasan/penghususan) menjelaskan bahwa beliau sangat takut dan khawatir terhadap umatnya dari para pemimpin yang menyesatkan.

Bahkan fitnah yang ditimbulkannya lebih menakutkan daripada fitnah Dajjal. Abu Dzar radhiyallohu 'anhu pernah pertanya kepada Nabi Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ شَيْءٍ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِكَ مِنْ الدَّجَّالِ قَالَ الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

“Wahai Rasululloh, apa yang lebih engkau takutkan atas umatmu daripada Dajjal. Beliau menjawab, “Para pemimpin yang mudhillin (menyesatkan)”. (HR. Ahmad. Syaikh Al-Albani mengatakan para perawinya terpercaya kecuali Ibnu Luhai’ah buruk hafalannya.)

AL-AIMMAH AL-MUDHILLIN (para pemimpin penyesat umat) masuk di dalamnya para umara (pemimpin pemerintahan), ulama, dan ahli ibadah. Para umara tersebut adalah mereka yang menerapkan hukum dengan selain hukum Islam, bertindak dzalim, diktator dan kejam, dan tidak menunaikan hak-hak rakyat.

Para ulama yang menjadi pemimpin penyesat karena mereka menyembunyikan ilmu dan merubah-rubahnya. Suka mengakali dalil untuk kepentingan syahwatnya atau kepentingan para pemimpinnya.

Sedangkan para ahli ibadah yang menjadi pemimpin menyesatkan, karena mereka suka membuat tata cara ibadah baru yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam, lalu mereka ditiru dan diidolakan. Apalagi kalau mereka sampai memotifasi umat untuk melaksanakannya. Akibatnya, dia sesat dan menyesatkan manusia. Keberadaan mereka itulah yang menyebabkan Islam akan roboh. Dari Ziyad bin Hudair berkata. Umar radhiyallohu 'anhu berkata kepadaku, “Apakah engkau tahu apa yang akan menghancurkan Islam?” Aku (Ziyad) menjawab, “Tidak.” Beliau berkata, “Yang akan menghancurkannya adalah menyimpangnya ulama, gugatan orang munafik terhadap Al-Kitab, dan hukum para pemimpin yang menyesatkan”. (HR. al-Daarimi. Syaikh Al-Albani mengatakan dalam Takhrij al-Misykah (1/89), “sanadnya shahih”.)

Jika pemimpin dan penguasa seperti itu sifatnya, maka semua urusan akan jungkir balik. Akibatnya, pembohong dipercaya, orang jujur didustakan, penghianat diberi amanat, orang terpercaya dihianati dan didustakan, orang bodoh berbicara, orang alim dipenjara dan dilarang bicara. Kondisi ini persis seperti yang diriwayatkan dari Nabi Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam, “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu diangkat dan tersebarnya kebodohan”. (Muttafaq ‘Alaih dari Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu)

*****

*???????? Siapapun Yang Menolong Kezhaliman Dan Mempercayai Kedustaan Pemimpin Zhalim Dan Para Antek Pembantunya Maka Ia Bukan Dari Golongan Rosululloh Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam ????*

????

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ سَيَكُونُ أُمَرَاءُ يَغْشَاهُمْ غَوَاشٍ أَوْ حَوَاشٍ مِنْ النَّاسِ يَظْلِمُونَ وَيَكْذِبُونَ فَمَنْ أَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَا أَنَا مِنْهُ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ مِنِّي

Dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda:

*"Akan ada para pemimpin yang dikelilingi oleh para pendamping dari manusia, mereka berlaku zhalim dan dusta, maka barangsiapa menolongnya dalam kezhaliman dan mempercayai kedustaannya, ia bukanlah dari golonganku, dan aku bukan darinya."*

*"Dan barangsiapa tidak mempercayai atau tidak menolong mereka atas kezhalimannya, maka ia dari golonganku dan aku dari golongannya."*

(HR. Imam Ahmad no. 11439 Kitab Baqi Musnad Al Mukatsirin)

????

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَإِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَشَدَّهُ عَذَابًا إِمَامٌ جَائِرٌ

Dari Abu Sa'id ia berkata; Rasululloh shallallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

*"Sesungguhnya orang yang paling dicintai Alloh 'Azza Wa Jalla pada Hari Kiamat dan paling dekat tempat duduknya dari-Nya, adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci Alloh pada Hari Kiamat dan paling keras siksaannya, adalah seorang pemimpin yang zhalim."*

(HR. Imam Ahmad no. 10745 Kitab Baqi Musnad Al Mukatsirin)

Semoga Alloh memberikan kepada kita para pemimpin yang takut kepada Alloh dan memiliki sifat amanah, mengasihi rakyat dan tidak suka hidup mewah, menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan, cinta syariat dan anti khianat. Aamiin, yaa Rabbal ‘alamin. Barokallohu' fiikum

Ditulis Oleh:

*Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd*

(Pengamat dan Aktivis Pergerakkan Islam, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan)

*Baca Juga Info ini:*

1. https://retizen.republika.co.id/posts/12615/ancaman-pada-pembela-pemimpin-yang-zholim-dan-pendusta

2. https://retizen.republika.co.id/posts/12441/waspadai-pemimpin-terburuk-di-akhir-zaman

3. https://retizen.republika.co.id/posts/12483/pemimpin-pembohongpendusta-jangan-diikuti

4. https://oase.chanelmuslim.com/sepuluh-ulama-besar-yang-dipenjara-dan-dikriminalisasi-3054/

5. https://oase.chanelmuslim.com/nasihat-singkat-dari-al-allamah-asy-syaikh-utsaimin-3040/

6. https://oase.chanelmuslim.com/para-pengkhianat-3318/

7. https://oase.chanelmuslim.com/pemimpin-terburuk-di-akhir-zaman-2986/

8. https://oase.chanelmuslim.com/umat-islam-bagaikan-memegang-bara-api-2994/

9. https://oase.chanelmuslim.com/author/kang-faisal-abu-fayadh/page/2/

10. https://transmetro.id/2019/10/bolehkah-wanita-jadi-pemimpin-menurut-islam/

11. https://www.nahimunkar.org/haram-hukumnya-orang-kafir-jadi-ulil-amripemimpin-muslim-2/

Semoga Bermanfaat Info ini, Barokallohu' fiikum

????????????

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image