Senin 22 Nov 2021 12:32 WIB

Snapcart: GrabFood Aplikasi Pesan-Antar Paling Diminati

Merchant GrabFood aplikasi pesan-antar makanan yang paling banyak digunakan merchant

Seorang pengendara grabfood dengan memakai masker melewati kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (14/5/2021). KBRI Kuala Lumpur tutup sementara dari 12 - 16 Mei dan akan kembali aktif pada Senin 17 Mei ini, seusai dengan Keputusan Kepala Perwakilan RI untuk Malaysia di Kuala Lumpur No. SK 135/KP/12/2020/01 tentang Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1442 H, dan Hari Kenaikan Isa AlMasih.
Foto: ANTARA/Rafiuddin Abdul Rahman
Seorang pengendara grabfood dengan memakai masker melewati kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (14/5/2021). KBRI Kuala Lumpur tutup sementara dari 12 - 16 Mei dan akan kembali aktif pada Senin 17 Mei ini, seusai dengan Keputusan Kepala Perwakilan RI untuk Malaysia di Kuala Lumpur No. SK 135/KP/12/2020/01 tentang Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 1442 H, dan Hari Kenaikan Isa AlMasih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut hasil riset online yang dilakukan oleh perusahaan riset digital Snapcart Indonesia, GrabFood memimpin pasar industri pesan-antar makanan (e-delivery) pada konsumen dan merchant di Indonesia. Riset mengenai industri pesan-antar makanan ini merupakan yang pertama diadakan di Indonesia dan menyasar konsumen dan merchant pada pasar pertama dan kedua.

Pasar pertama yakni megapolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi); dan pasar kedua yakni kota besar Bandung, Surabaya, Medan, Lampung, Purwokerto, Banjarmasin, Samarinda, dan Makassar. 

 

Paling banyak digunakan

Merchant GrabFood adalah aplikasi pesan-antar makanan yang paling banyak digunakan merchant, dengan pendapatan harian rata-rata tertinggi. Hasil riset menunjukkan 82 persen restoran dan toko makanan-minuman menggunakan aplikasi GrabFood untuk layanan mereka, diikuti GoFood (71 persen) dan ShopeeFood (28 persen). Sebanyak 42 persen merchant dalam riset ini mengatakan mereka telah memanfaatkan aplikasi pesan-antar makanan setidaknya dalam 12 bulan terakhir. 

Survey juga menemukan rata-rata penjualan harian merchant dari penggunaan GrabFood sebesar Rp 750 ribu. Lebih tinggi 13 persen dibanding menggunakan GoFood sebesar Rp 670 ribu.

Merchant di Jabodetabek melaporkan penjualan dengan aplikasi GrabFood lebih tinggi 10 persen dibanding GoFood. Sedang di kota yang lebih kecil seperti Purwokerto, penjualan merchant dengan menggunakan aplikasi GrabFood lebih tinggi 16 persen dibanding menggunakan GoFood. 

Riset industri pesan-antar makanan biasanya fokus pada konsumen. Dalam riset ini, Snapcart melakukan pendekatan yang lebih mendalam dan holistik, mencakup konsumen dan merchant, untuk mengetahui aspek kompetitif dari masing-masing pelaku industri.

"Itulah mengapa kami memasukkan juga survey merchant dalam riset ini. Dan apa yang kami temukan dalam riset ini, antara konsumen dan merchant seperti dua sisi koin yang sama, keduanya mempunyai kecenderungan yang serupa. Sebagai contoh, kami menemukan konsumen menggunakan GrabFood lebih sering dan membelanjakan uang lebih banyak saat menggunakan GrabFood, seperti juga merchant menggunakan dan mendapatkan penjualan lebih banyak saat menggunakan GrabFood,” kata Astrid Wiliandry, Direktur Snapcart Indonesia di Jakarta dalam siaran persnya, Senin (22/11).

GoFood dan GrabFood sama-sama disukai

Di antara konsumen pengguna aplikasi pesan-antar makanan, hanya 36 persen yang mengatakan baru menggunakan aplikasi pesan-antar makanan dalam 12 bulan terakhir. Sedangkan 54 persen konsumen mengaku penggunaan aplikasi pesan-antar makanan meningkat selama pandemi.

Tingkat popularitas (brand awareness) GrabFood dan GoFood sama. Sedangkan popularitas ShopeeFood di belakang keduanya, karena ShopeFood merupakan pendatang baru di pasar. Seratus persen konsumen tahu dan mengenal GoFood dan GrabFood, sedang 52 persen tahu ShopeeFood. Data yang sama menunjukkan 92 persen dan 90 persen konsumen telah berpengalaman menggunakan aplikasi GrabFood dan GoFood. Sedang 35 persen telah pernah menggunakan ShopeeFood. 

Data preferensi menunjukkan 54 persen responden memilih GrabFood sebagai aplikasi pesan-antar makanan yang mereka rekomendasikan, diikuti GoFood (34 persen) dan ShopeeFood (12 persen). Riset juga menemukan rata-rata konsumen menggunakan GrabFood enam kali dalam sebulan, sedang GoFood lima kali dalam  sebulan. Rata-rata volume pemesanan melalui GrabFood juga lebih tinggi 11 persen daripada GoFood. 

“Kami menemukan faktor non-promo ketika konsumen memilih aplikasi yang hendak digunakan, seperti variasi dan jumlah restoran dan makanan yang tersedia dalam aplikasi, kemudahan menggunakan aplikasi, dan kecepatan mendapatkan driver,” tambah Astrid. 

Loyalitas merek

Menurut Astrid, salah satu yang menarik di dalam survey ini tentang loyalitas merek. Survey menemukan 85 persen konsumen setuju bahwa GoFood merek yang disukai orang Indonesia. Sedang 90 persen konsumen berpendapat Grab lebih bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, dimana 84 persen konsumen menilai hal yang sama terhadap Gojek. Sedangkan untuk merchant, 94 persen dan 91 persen setuju GrabFood dan GoFood sama-sama disukai konsumen Indonesia.

Sebagai tambahan informasi dari survey, 95 persen merchant merasa Grab turut banyak membantu pertumbuhan bisnis dan wiraswasta di Indonesia, dimana 93 persen merchant merasakan hal yang sama terhadap Gojek.

Survey online ini dilakukan pada Oktober 2021 pada pengguna aplikasi Snapcart yang tinggal di 10 kota yakni megapolitan Jakarta (Jabodetabek), Bandung, Surabaya, Medan, Jambi, Lampung, Purwokerto, Banjarmasin, Samarinda, dan Makassar, yang melibatkan 500 pemilik restoran dan toko makanan-minuman pengguna aplikasi pesan-antar makanan, dan 570 konsumen pengguna aplikasi pesan-antar makanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement