Senin 22 Nov 2021 12:20 WIB

Resmi Tercatat, Mitratel Mulai Akuisisi Tower pada 2022

Melalui penawaran umum perdana, Mitratel memperoleh dana sebesar Rp 18,79 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Anak Usaha Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, resmi tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada Senin (22/11).
Foto: Republika/Retno Wulandhari
Anak Usaha Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, resmi tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada Senin (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk, resmi tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (22/11). Emiten bersandi saham MTEL ini pum siap merealisasikan rencana akuisisi tower pada tahun depan.

Melalui aksi penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), perseroan berhasil memperoleh dana segar sebesar Rp 18,79 triliun. Perseroan melepas 23.493.524.800 lembar saham dengan nilai per lembar sahamnya dipatok sebesar Rp800.

Baca Juga

"Untuk akuisisi kita sudah mulai mempersiapkan diharapkan prosesnya bisa terlaksana pada 2022," kata Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama di Jakarta, Senin (22/11). 

Mitratel akan melakukan konsolidasi dan akuisisi untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Perseroan akan melakukan akuisisi strategis portfolio menara berkualitas di Indonesia, terutama yang dimiliki oleh operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Perseroan menargetkan akan mengakuisisi 6.000 menara yang dibiayai dari dana IPO.

Selain itu, perseroan juga akan menggunakan sisa dana IPO untuk modal kerja dan kebutuhan lainnya, seperti peningkatan sistem teknologi informasi perseroan dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi perseroan. 

Direktur Bisnis Mitratel Noorhayati Candrasuci menambahkan, perseroan telah menyusun sejumlah strategi untuk mendukung kinerja bisnis pascaIPO. Pertama, perseroan akan memperkuat posisi market leadership melalui pengembangan organik. 

"Khusus terkait pengembangan organik ini kita akan meningkatkan tenancy ratio," kata Noorhayati.

Kedua, Mitratel juga akan melakukan pengembangan secara nonorganik untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan perseroan. Pengembangan nonorganik ini antara lain dilakukan dengan akuisis menara ataupun bisnis yang dapat memperkuat posisi mitratel ke depan. 

Ketiga, menurut Noorhayati, Mitratel juga akan memiliki complementary business dengan mendukung infrastruktur digital terutama 5G.  Terakhir, perseroan juga akan melalukan efisiensi dari sisi operasional serta melakukan transformasi digital.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan IPO ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian investor regional maupun internasional terhadap Mitratel. Ia optimistis prospek bisnis menara akan semakin positif ke depannya. 

Menurut Theodorus, kondisi pasar menara di Indonesia saat ini sedang mengalami dinamika yang sangat positif didukung sejumlah kebijakan pemerintah, salah satunya terkait  kebijakan yang memperbolehkan perusahaan asing untuk berinvestasi di perusahaan tower. 

"Selain itu, perkembangan teknologi 5G akan membuat industri tower semakin bertumbuh akibat kebutuhan ekspansi dan coverage layanan mobile di Indonesia," tutur Theodorus.

Pada perdagangan perdananya, saham MTEL dibuka stagnan pada level Rp800.  Saham MTEL sempat naik menyentuh level Rp 890 namun sesaat kemudian langsung trurun dan terkoreksi hingga 1,88 persen pada penutupan perdagangan sesi pertama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement