Ahad 21 Nov 2021 15:17 WIB

Pertamina Terapkan Cabon Capture di Lapangan Gundih-Sukawati

Pertamina dukung Pemerintah untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PT Pertamina (Persero) menerapkan sistem Carbon Capture Utilization and Storage-Enhanced Gas Recovery (CCUS-EGR) Project di dua lapangan migas.
Foto: borneomagazine.com
PT Pertamina (Persero) menerapkan sistem Carbon Capture Utilization and Storage-Enhanced Gas Recovery (CCUS-EGR) Project di dua lapangan migas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menerapkan sistem Carbon Capture Utilization and Storage-Enhanced Gas Recovery (CCUS-EGR) Project di dua lapangan migas. Hal ini dilakukan perusahaan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor hulu.

Direktur Pengembangan dan Produksi PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina, Taufik Aditiyawarman, menjelaskan langkah ini dilakukan perusahaan untuk mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030 dan mencapai emisi nol bersih (net zero emission) pada 2050.

Baca Juga

"Upaya lanjutan Subholding Upstream dalam Net Zero Emission Indonesia pada 2050 juga ditujukan dengan komitmen dalam pengurangan emisi dari beberapa Wilayah Kerja di lingkungan Subholding Upstream meliputi program efisiensi energi, pengurangan Flare/Zero Flaring dan Penggunaan Renewable Energy," uhar Taufik, Ahad (21/11).

Selain proyek tersebut, Pertamina kata Taufik juga sedang melakukan uji coba penerapan (Carbon Capture Storage) selain CCUS pada lapangan penghasil gas CO2. Untuk implementasi CCUS, saat ini tengah dilaksanakan joint study untuk mengetahui potensi pemanfaatan gas CO2 dari yang sebelumnya diabaikan untuk kemudian dapat dimanfaatkan guna mendukung operasi. Sebelumnya, sejak tahun 2016 Pertamina bekerja sama dengan Exxon Mobil Cepu Limited telah mengimplementasikan injeksi gas CO2 ke lapisan reservoir sebagai bagian program CCUS di Blok Cepu.

"Jumlah Gas CO2 dari Central Processing Plant (CPP) Gundih yang belum dimanfaatkan sebanyak 15 MMSCFD. Potensi Abatement atau yang terbuang sebesar 300,000 tCO2 /tahun atau sebesar lebih kurang 3 juta tCO2 untuk 10 tahun. Melalui CCUS, Gas CO2 akan dimanfaatkan dan berpotensi untuk menambah produksi gas hingga 36 BSCF gas dan menambah produksi kondensat hingga 382.7 MSTB,” jelas Taufik.

Sementara untuk implementasi program CCUS di Lapangan Sukowati, saat ini telah mencapai tahapan studi dengan Lemigas dan Japex. "Melalui salah satu langkah program tersebut kami mendapatkan beberapa benefit, secara operasi produksi bisa meningkat, dan secara pengelolaan lingkungan kami dapat mengurangi emisi yang dihasilkan dari Gas CO2. Kami paham bahwa ini sebuah proses panjang dan berkelanjutan. Maka dari itu kami terus melakukan berbagai upaya lanjutan,” pungkas Taufik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement