Jumat 19 Nov 2021 09:58 WIB

Ajudan Wapres AS Kamala Harris Mengundurkan Diri

Ajudan Kamala Harris mundur tak lama usai laporan dugaan pertikaian di kantor wapres

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Wakil Presiden AS Kamala Harris menyampaikan pidato selama Forum Perdamaian Paris, di Paris, Kamis, 11 November 2021. Ajudan Kamala Harris mundur tak lama usai laporan dugaan pertikaian di kantor wapres. Ilustrasi.
Foto: AP/Christophe Ena
Wakil Presiden AS Kamala Harris menyampaikan pidato selama Forum Perdamaian Paris, di Paris, Kamis, 11 November 2021. Ajudan Kamala Harris mundur tak lama usai laporan dugaan pertikaian di kantor wapres. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Salah satu ajudan dari Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, Ashley Etienne, memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur komunikasi. Ia akan resmi meninggalkan pekerjaannya tersebut pada Desember.

“Etienne meninggalkan kantor pada Desember untuk mengejar peluang lain,” ujar pernyataan dari seorang pejabat Gedung Putih dilansir RT, Jumat (19/11).

Baca Juga

Rencana pengunduran diri Etienne terjadi hanya beberapa saat setelah media Vanity Fair melaporkan dugaan adanya ‘pertikaian’ di kantor wakil presiden. Jajak pendapat menunjukkan popularitas Harris kurang dari Presiden AS Joe Biden.

Sebelumnya, CNN juga melaporkan adanya ketegangan antara Biden dan salah satu ajudan Harris. Meski demikian, saat itu kepala staf Gedung Putih Ton Klein dan kepala pers Jen Psaki mendung wakil presiden dengan mengatakan kritik terhadap perempuan berusia 57 tahun itu didorong oleh rasisme dan seksisme.

Harris pada awalnya dikenal sebagai senator AS dari Kalifornia. Ia pernah berselisih dengan Biden tapi kemudian terpilih menjadi pasangan calon wakil presiden pada Agustus 2020. Ia akhirnya resmi memenangkan pemilihan pada November di tahun yang sama.

Sejak menjadi Wakil Presiden AS, Harris menangani sejumlah tugas di antaranya terkait arus migran di perbatasan negara dengan Meksiko. Selain itu, ia juga mendapatkan tugas untuk mempelopori upaya dari Partai Demokrat untuk menasionalisasi aturan pemungutan suara.

Jajak pendapat dari Suffolk/USA Today baru-baru ini menunjukkan dukungan terhadap Harris hanya mencapai 28 persen. Jumlah ini tepat sepuluh poin di bawah Biden yang mendapatkan 38 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement