Jumat 19 Nov 2021 02:06 WIB

Jokowi: Indonesia Miliki Potensi di Ekonomi Hijau & Digital

Jokowi menyebut Indonesia mulai menata ekonomi hijau dan tinggalkan energi fosil

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor ekonomi hijau (green economy). Saat ini, kata Jokowi, pemerintah mulai menata ekonomi hijau karena negara lain mulai meninggalkan barang-barang yang berasal dari energi fosil di masa depan.
Foto: ANTARA/Biro Pers Media Kepresidenan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor ekonomi hijau (green economy). Saat ini, kata Jokowi, pemerintah mulai menata ekonomi hijau karena negara lain mulai meninggalkan barang-barang yang berasal dari energi fosil di masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor ekonomi hijau (green economy). Saat ini, kata Jokowi, pemerintah mulai menata ekonomi hijau karena negara lain mulai meninggalkan barang-barang yang berasal dari energi fosil di masa depan.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berpidato dalam acara Kompas 100 CEO Forum 2021 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18//11).

"Di G20 omongan kita juga hanya itu-itu saja sudah, orang larinya ke sini semuanya, ke green economy, dan kita sadar kita memiliki kekuatan besar di ekonomi hijau ini. Oleh sebab itu, nanti bulan depan kita akan memulai membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara yang energinya dari green energy, dari Sungai Kayan," jelas Jokowi.

Ia melanjutkan, potensi energi hidro (hydro power) dari Sungai Kayan diperkirakan bisa memproduksi 11-13 ribu megawatt. Selain Sungai Kayan, Indonesia juga memiliki lebih dari 4.400 sungai sedang dan sungai besar yang juga memiliki potensi menghasilkan energi hijau.

"Sungai Mamberamo itu bisa kira-kira 24 ribu megawatt. Ini baru dua sungai. Kalau 4.400 sungai ini dilarikan ke hydro power, kita bisa bayangkan. Baru yang namanya hydro power," ucap dia.

Baca juga : Pengamat: HRS Kemungkinan Mendukung di Pilpres 2024

Tak hanya lewat energi hidro, Indonesia juga memiliki energi hijau lainnya dalam bentuk geothermal atau energi panas bumi yang berpotensi menghasilkan 29 ribu megawatt. Selain itu, Indonesia juga masih memiliki potensi energi dari angin dan arus bawah laut.

"Kekuatan ini yang ingin kita siapkan dan sudah nanti di bulan depan ini kita akan mulai tadi Green Industrial Park, satu dulu. Begitu ini jalan, ini sudah mengantre, yang antre pengin masuk karena apa? Energinya hijau. Tapi butuh investasi yang sangat besar dan kita enggak punya kemampuan sehingga swasta silakan masuk," ujar dia.

Selain ekonomi hijau, Jokowi juga meminta agar ekosistem ekonomi digital disiapkan karena Indonesia juga memiliki potensi besar dalam ekonomi digital. Selain memiliki pasar yang besar, Indonesia hingga saat ini juga memiliki perusahaan rintisan atau start up sebanyak 2.229 perusahaan. Potensi ekonomi digital Indonesia hingga 2025 diperkirakan mencapai kurang lebih 124 miliar dolar AS.

"Oleh sebab itu, ini juga harus disiapkan dan saya sudah berikan target dua tahun. Kalau lepas dua tahun, sudah kita keduluan oleh negara lain. Ini peta jalannya harus kita miliki. Bagaimana menyiapkan infrastruktur digitalnya, bagaimana menyiapkan pemerintahan yang juga digital, bagaimana menyiapkan setelah itu ekonomi digitalnya, kemudian masyarakat yang digital itu seperti apa sehingga muncul sebuah ekosistem besar digital economy," ungkapnya.

Presiden pun menekankan perlunya kerja besar baik berupa pembangunan infrastruktur digital seperti fiber optik, satelit, base transceiver station atau BTS, dan lain-lain. Tak hanya itu, infrastruktur di sisi hilirnya juga perlu disiapkan, seperti pusat data.

Baca juga : Jakarta Bersiap Terapkan PPKM Level 3

"Percaya saya, kita hanya punya waktu dua tahun menyiapkan ini, cepat-cepatan. Regulasi-regulasi kita yang terlambat terus, fintech sudah lari, regulasinya belum ada. Ini kerja-kerja dengan kecepatan ini yang kita perlukan," tambah dia.

Di samping infrastruktur, sumber daya manusia (SDM) juga menjadi faktor lain yang diperlukan untuk membangun ekosistem ekonomi digital. Karena itu, ia mendorong agar digital leadership academy disiapkan dengan bekerja sama dengan beberapa universitas ternama, seperti Oxford, Harvard, dan sebagainya.

"Enggak mungkin kalau kita ingin cepat kemudian kita sendirian, enggak mungkin, sehingga segera kita harus yang namanya ekosistem digital itu betul-betul bisa terbentuk dan bisa segera kita jalankan," kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement