Kamis 18 Nov 2021 10:36 WIB

Ancaman Bola Mati Arsenal dan Sosok Genius di Belakangnya

Bicara data, tingkat gol Arsenal yang lahir dari bola mati naik.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Calum Chambers mencetak gol kemenangan Arsenal atas Leeds United di Piala Carabao bulan lalu.
Foto: EPA-EFE/Facundo Arrizabalaga 
Calum Chambers mencetak gol kemenangan Arsenal atas Leeds United di Piala Carabao bulan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ketika wasit Andre Marriner akhirnya meniup peluit dan memberi isyarat ke titik tengah, usai Calum Chambers mencetak gol kemenangan Arsenal atas Leeds United di Piala Carabao bulan lalu, Chambers langsung dianggap pahlawan usai pertandingan. 

Alexandre Lacazette dan Aaron Ramsdale lari mendekatinya. Mikel Arteta juga ikut merayakannya. Namun, sosok yang dicari Chambers adalah pelatih bola mati Arsenal, Nicolas Jover. Beberapa saat sebelumnya di stadion Emirates, ketika Chambers bersiap menggantikan Ben White, Jover mengatakan, dia akan mencetak gol dengan sentuhan pertama. 

Baca Juga

Hal itu jadi kenyataan. Chambers mencetak gol 23 detik usai masuk ke lapangan, setelah memanfaatkan umpan sepak pojok dari Emile Smith Rowe. Gol tersebut merupakan satu dari tujuh yang dihasilkan melalui skema bola mati.

Enam gol diantaranya dicetak di Liga Primer Inggris, dan itu jadi yang tertinggi, bersama dengan Liverpool. Arsenal telah menyamai total gol mereka sepanjang musim lalu dari bola mati. Artinya, 46 persen total gol the Gunners bulan musim ini di liga, dihasilkan lewat skema bola mati. Musim lalu, persentase tersebut hanya 1 persen. 

Sementara Jover, adalah nama yang asing bagi banyak orang. Tapi ia sosok yang sangat dikenal Arteta, setelah menghabiskan dua musim sebelumnya bekerja di bawah Pep Guardiola di Manchester City. Jover bergabung ke Arsenal pada bulan Juli, untuk menggantikan pelatih bola mati Andreas Georgeson, yang kembali ke Malmo.

Arteta menggambarkan Jover sebagai seorang ahli yang sangat berguna dan berharga bagi timnya. Arteta melihat secara langsung bagaimana Jover meningkatkan kemampuan City dari situasi bola mati, baik secara defensif maupun ofensif selama jadi asisten Guardiola. 

"Bola mati adalah bagian penting dari permainan saat ini. Itu adalah sesuatu yang harus Anda kuasai dan kami sedang dalam proses itu,'' kata Arteta, setelah menunjuk Jover, dikutip dari Sky Sports, Kamis (18/11).

Perhatian Jover terhadap detail serta kecerdikannya terlihat jelas dalam banyak gol yang dicetak Arsenal musim ini. Ada gerakan tak terlihat, gerakan umpan dan selalu banyak pemain yang siap dalam mengkonversi bola rebound, seperti yang dilakukan Chambers ke gawang Leeds. Idenya adalah Arsenal siap mengancam dari semua sudut. 

Selain itu, bola yang dikirimkan ke kotak penalti juga tidak bisa diprediksi. Ada in swinger dan out swinger pada waktu yang berbeda. Dalam beberapa pekan terakhir, Kasper Schmeichel dari Leicester dan Ben Foster dari Watford, menghentikan upaya Pierre-Emerick Aubameyang dan Gabriel dari bola mati. 

Data menunjukan, ada peningkatan skala ancaman bola mati dari Arsenal. Kini, tingkat gol yang diharapkan Arsenal dari bola mati telah melonjak dari 0,19 per pertandingan, menjadi 0,42 per pertandingan musim ini. Tingkat gol yang diharapkan dari tendangan sudut naik dari 0,11 per pertandingan, menjadi 0,29. 

Musim ini, Arsenal memiliki target yang lebih besar untuk dituju dalam bola mati, seperti Ben White, Tomiyasu dan Nuno Tavares, yang dibeli musim panas lalu. Ditambah Thomas Partey, Gabriel dan Aubameyang yang memiliki tinggi ideal untuk menyundul bola. Berkat meningkatkan kemampuan konversi bola mati, Arsenal kini bangkit dari keterpurukan di awal musim, dan bersaing di papan atas Liga Inggris saat ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement