Kamis 18 Nov 2021 08:16 WIB

Kekhawatiran Pasokan, Harga Minyak Merosot

Peningkatan kasus Covid-19 di Eropa juga mendorong penurunan harga minyak.

Minyak merosot pada akhir perdagangan Rabu (17/11), ke level penutupan terendah sejak awal Oktober. OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan kelebihan pasokan yang akan datang. Penurunan juga didorong meningkatnya kasus COVID-19 di Eropa yang meningkatkan risiko penurunan pemulihan permintaan.
Foto: AP/Lisa Leutner
Minyak merosot pada akhir perdagangan Rabu (17/11), ke level penutupan terendah sejak awal Oktober. OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan kelebihan pasokan yang akan datang. Penurunan juga didorong meningkatnya kasus COVID-19 di Eropa yang meningkatkan risiko penurunan pemulihan permintaan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Minyak merosot pada akhir perdagangan Rabu (17/11) ke level penutupan terendah sejak awal Oktober. OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) memperingatkan kelebihan pasokan yang akan datang. Penurunan juga didorong meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa yang meningkatkan risiko penurunan pemulihan permintaan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari anjlok 2,15 dolar AS atau 2,6 persen, menjadi ditutup pada 80,28 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember jatuh 2,4 dolar AS atau 3 persen menjadi menetap di 78,36 dolar AS per barel.

Baca Juga

Penurunan membawa Brent ke penutupan terendah sejak 1 Oktober dan minyak mentah AS ke penyelesaian terendah sejak 7 Oktober.

Para pedagang mengatakan, tindakan pasar baru-baru ini menunjukkan dana-dana menimbang kemungkinan yang lebih besar bahwa pasokan akan mulai melebihi permintaan dalam beberapa bulan mendatang, dengan penurunan tajam dalam kontrak berjangka jangka pendek yang menunjukkan dana-dana menutup posisi beli.

"Ini menandakan pergerakan menuju keseimbangan yang belum pernah kita lihat selama berbulan-bulan," kata Tony Headrick, analis energi di CHS Hedging.

Pasar minyak global telah difokuskan pada peningkatan permintaan yang cepat terhadap peningkatan pasokan yang lambat dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bersama dengan keengganan dari pemain serpih besar AS untuk membelanjakan lebih banyak pada pengeboran. Namun, baik IEA maupun OPEC dalam pekan terakhir mengatakan lebih banyak pasokan bisa datang dalam beberapa bulan ke depan. OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah mempertahankan kesepakatan untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan agar tidak membanjiri pasar dengan pasokan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement