Kamis 18 Nov 2021 07:47 WIB

Sri Sultan: Ekonomi Syariah Penopang Kekuatan Ekonomi

Sultan menuturkan wisata halal dapat meningkatkan citra positif.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X
Foto: ANTARA /Hafidz Mubarak A
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, ekonomi syariah saat ini sudah tidak sekadar pilihan bagi komunitas Muslim. Namun, ekonomi syariah sudah menjadi penopang kekuatan ekonomi, tak terkecuali di DIY.

DIY sendiri merupakan salah satu provinsi yang ditetapkan sebagai prioritas pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Menurutnya, pengembangan ekonomi syariah tersebut sejalan dengan visi DIY sebagai pusat pendidikan, budaya, dan tujuan wisata terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera.

Pengembangan ekonomi syariah ini didorong salah satunya melalui pesantren. Pasalnya, pesantren dinilai berpotensi besar untuk membangun ekonomi syariah.

Pemda DIY, kata Sultan, bersama pihak lainnya seperti BI DIY, yang telah melaksanakan Pengembangan Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren), pun fokus untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren. Di DIY, sudah ada 17 pesantren yang dibina agar memiliki pendapatan yang berkelanjutan secara mandiri dan mampu menurunkan biaya operasional pesantren.

"Kami bersyukur bahwa sinergitas yang terjalin selama ini mampu mengakselerasi kemandirian pesantren," kata Sultan dalam keterangan resminya, Rabu (17/11).

Dalam pengembangan ekonomi syariah, DIY juga dinilai memiliki potensi besar untuk wisata halal. Wisata halal, kata Sultan, dapat meningkatkan citra positif dan diharapkan berdampak pada kunjungan wisatawan ke DIY.

Sultan juga menegaskan terkait pentingnya penguatan literasi wisata halal. Pasalnya, masih banyak terjadi ketidakpahaman masyarakat maupun pelaku usaha mengenai konsep tersebut.

Menurutnya, wisata halal cenderung ditafsirkan sebagai bentuk eksklusivitas untuk umat Muslim. Padahal, wisata halal merupakan standar pelayanan yang pada penerapannya berdampak pada seluruh wisatawan dan ekosistem pariwisata secara keseluruhan.

"Tugas kita mengedukasi masyarakat bahwa wisata halal bukan hanya penerapan prinsip syariah pada destinasi wisata," jelas Sultan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement