Kamis 18 Nov 2021 00:45 WIB

Setelah Hibah, Bank Muamalat Segera Right Issue

Perseroan ditargetkan mampu menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp 1,2 triliun

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Kantor pusat Bank Muamalat di kawasan Kuningan, Jakarta. (ilustrasi). Perseroan ditargetkan mampu menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp 1,2 triliun.
Foto: Republika/ Wihdan
Kantor pusat Bank Muamalat di kawasan Kuningan, Jakarta. (ilustrasi). Perseroan ditargetkan mampu menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp 1,2 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah memiliki pengendali baru, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk akan segera melakukan penambahan saham lewat skema Penambahan Modal Perusahaan Terbuka dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Perseroan ditargetkan mampu menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp 1,2 triliun.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana mengatakan aksi korporasi ini telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan pada Tanggal 30 Agustus 2021 lalu. Dana yang diperoleh dari hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan Bank Muamalat.

Baca Juga

"Guna mengembangkan kegiatan pembiayaan syariah yang merupakan bagian dari kegiatan usaha utama Bank Muamalat serta peruntukan lainnya yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis perseroan," katanya dalam keterangan pers, Rabu (17/11).

RUPSLB tanggal 30 Agustus 2021 tersebut juga menyetujui penerbitan instrumen sukuk subordinasi atau subdebt. Perseroan mengusulkan kepada pemegang saham untuk menyetujui rencana perseroan atas penerbitan sukuk sebanyak-banyaknya sebesar Rp 2 triliun.

BPKH sebelumnya telah menyatakan komitmen untuk menanamkan modal dalam skema tersebut dengan total investasi sebesar Rp 3 triliun. Proses investasi di bank Muamalat telah sesuai Rencana Investasi Tahunan (RIT) yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan 2021 BPKH yang sudah disahkan DPR.

Tercatat akan dilangsungkan investasi dalam bentuk Tier 1 saham sebesar Rp 1 triliun dan Tier 2 dalam bentuk Subdebt sebesar Rp 2 triliun. Sehingga proses penambahan modal Bank Muamalat diharap bisa selesai sebelum akhir tahun 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement