Rabu 17 Nov 2021 15:15 WIB

Menkes Apresiasi Diadakannya Program MIRAH 2021

Menurut Ketum PB IDI, jumlah peneliti kesehatan di Indonesia masih tergolong rendah.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Program Medical Innovation and Research Award in Health (MIRAH) 2021.
Foto: Istimewa
Program Medical Innovation and Research Award in Health (MIRAH) 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama Unilever Indonesia menginisiasi program Indonesia MIRAH (Medical Innovation and Research Award in Health) 2021 yang secara digelar pada tahun ini. Hal itu sekaligus mendukung target transformasi kesehatan yang diusung pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Sebanyak lima proposal penelitian dan 10 karya tulis ilmiah terpilih berhak mendapatkan dukungan dana riset dan apresiasi, dengan total hadiah sebesar Rp 250 juta. Sebanyak pemenang kategori proposal penelitian masing-masing mendapat dana riset Rp 35 juta, dan 10 pemenang karya tulis ilmiah meraih dana apresiasi sebesar Rp 7,5 juta.

Acara puncak penghargaan dan webinar digelar pada momen peringatan Hari Kesehatan Nasional 12 November 2021. Sebagai narasumber Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih Direktur Lembaga Riset IDI Marhaen Hardjo, serta Direktur Beauty and Personal Care Unilever Indonesia Ainul Yaqin hadir memberi kata sambutan.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menuturkan, Kemenkes menerapkan enam pilar transformasi, yang salah satu pilar layanan primer adalah kampanye promosi kesehatan. Kolaborasi dari berbagai pihak, kata dia, mutlak diperlukan dalam rangka promosi kesehatan dan mempercepat pencapaian target pembangunan kesehatan di Indonesia.

"Tak kalah penting adalah pengendalian faktor risiko penyakit, yang tentu erat kaitannya dengan peran riset dan inovasi. Saya sangat mengapresiasi Lembaga Riset IDI dan Unilever, yang menyelenggarakan proses penghargaan Indonesia Medical Innovation Research in Health 2021," kata Budi dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (17/11).

"Semoga acara ini semakin memantapkan komitmen dan tekad kita untuk mencapai Indonesia emas 2045, sehingga bangsa Indonesia dapat meraih derajat kesehatan yang setinggi-tingginya," kata Budi melanjutkan.

Ketum PB IDI Daeng M Faqih menjelaskan, saat ini, jumlah peneliti kesehatan di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, berbagai riset dan penelitian di bidang kesehatan tentu sangatlah dibutuhkan. Hal itu mengingat sebuah kebijakan akan tepat diputuskan jika didasari atas suatu penelitian.

"Inilah mengapa, bersama Unilever, kami berupaya untuk membangun budaya riset dan penelitian terkait kesehatan di tengah para dokter dan mahasiswa kedokteran di Indonesia, agar kelak tercipta berbagai inovasi bermanfaat, sebagai modal penting memasuki era transformasi kesehatan," kata Daeng.

Direktur Beauty and Personal Care Unilever Indonesia, Ainul Yaqin, menyatakan, perseroan selama hampir 88 tahun di Indonesia, terus berkomitmen untuk mendampingi serta membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Dia menjelaskan, penghargaan tersebut diadakan untuk mendorong dan mengembangkan iklim penelitian dan inovasi kesehatan bagi dokter di Indonesia.

"Hal ini sejalan dengan strategi besar kami The Unilever Compass, yaitu strategi untuk menjalankan bisnis sekaligus memberi manfaat kepada masyarakat. Untuk mendukung target transformasi kesehatan yang diusung Kementerian Kesehatan, Unilever berkolaborasi dengan Lembaga Riset IDI menginisiasi program Indonesia MIRAH 2021," kata Ainul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement