Rabu 17 Nov 2021 09:53 WIB

Keharmonisan Kota Hamtramck yang Dipimpin oleh Muslim

Susunan pemerintahan yang baru mencerminkan perubahan demografi di Hamtramck.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Salah satu sudut kota Hamtramck
Foto: VOA
Salah satu sudut kota Hamtramck

IHRAM.CO.ID, HAMTRAMCK – Kehidupan kota Hamtramck, Amerika Serikat (AS) terlihat harmonis. Toko sosis Polandia dan toko roti Eropa Timur berada di samping toko serba ada Yaman. Lonceng gereja berbunyi beriringan dengan bunyi adzan.

Bulan ini, penduduk Hamtramck telah membuat sejarah baru. Untuk pertama kalinya, mereka memilih pemimpin Muslim. Setelah dihadapkan dengan diskriminasi, penduduk Muslim telah menjadi bagian dari kota multikultural ini. Hamtramck adalah kota mayoritas Muslim pertama di Amerika. Deretan toko terlihat menggunakan bahasa Arab dan Bengali. Di depan salah satu tokoh, terlihat Muslim mengantre untuk memberli paczki, donat Polandia yang diisi puding.

Baca Juga

“Bukan hal aneh melihat orang dengan rok mini dan burqo berjalan di jalan yang sama. Ini semua tentang kita,” kata imigran Bosnia dan pemilik kafe di kota Hamtramck, Zlatan Sadikovic.

Selama abad ke-20, kota ini dikenal sebagai “Warsawa Kecil” karena banyaknya imigran Polandia yang bekerja sebagai buruh. Pada tahun 1970, sebanyak 90 persen penduduk kota berasal dari Polandia. Selama 30 tahun terakhir, Hamtramck kembali bertransformasi. Imigran Arab dan Asia, terutama yang berasal dari Yaman dan Bangladesh berdatangan. Saat ini, 42 persen penduduk kota lahir di luar negeri dan lebih dari setengahnya beragama Islam.

 

Susunan pemerintahan yang baru mencerminkan perubahan demografi di Hamtramck. Dewan kota akan mencakup dua orang Bengali Amerika, tiga orang Yaman Amerika, dan seorang Polandia-Amerika yang masuk Islam. Amer Ghalib (41 tahun) akan menjadi wali kota Yaman-Amerika pertama yang memenangkan 68 persen suara. “Saya merasa terhormat dan bangga, tetapi saya tahu ini adalah tanggung jawab besar,” kata Ghalib.

Lahir di desa Yaman, ia pindah ke AS saat berusia 17 tahun. Dia pertama kali bekerja di pabrik pembuatan suku cadang mobil plastik di dekat Hamtramck. Kemudian ia belajar bahasa Inggris dan menerima pelatihan medis. Sekarang Ghalib bekerja sebagai profesional kesehatan.

Namun, Hamtramck tak terlepas dari perselisihan antara Muslim dan warga lokal. Ini pertama muncul pada tahun 2004 setelah pemungutan suara untuk menyiarkan adzan di depan umum. Beberapa orang berpendapat larangan bar dekat masjid akan melumpuhkan ekonomi lokal.

Enam tahun lalu, ketika menjadi kota Amerika pertama yang memilih pemerintahan mayoritas Muslim, pers dari seluruh dunia menyoroti Hamtramck. Beberapa laporan media pada saat itu melukiskan gambaran kota yang tegang dengan masuknya umat Islam. Bahkan ada spekulasi dari beberapa orang bahwa dewan kota yang dikontrol Muslim mungkin akan memberlakukan hukum syariah.

Dilansir BBC, Selasa (16/11), Biro Sensus AS tidak mengumpulkan informasi tentang agama, tetapi wadah pemikir Pew Research Center memperkirakan ada sekitar 3,85 juta Muslim yang tinggal di AS pada tahun 2020 atau sekitar 1,1 persen dari total populasi. Pada tahun 2040, umat Islam diramalkan menjadi kelompok agama terbesar kedua setelah Kristen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement