Rabu 17 Nov 2021 09:45 WIB

Modul Pendidikan Imam dan Dai Sangat Penting

PPM UIN Syarif Hidayatullah adakan workshop penyusunan Modul Pendidikan Imam dan Dai.

Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah mengadakan workshop penyusunan Modul Pendidikan Imam dan Dai untuk dikirim ke luar negeri maupun dalam negeri.
Foto: Dok UIN Syarif Hidayatullah
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah mengadakan workshop penyusunan Modul Pendidikan Imam dan Dai untuk dikirim ke luar negeri maupun dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL -- Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah mengadakan workshop penyusunan Modul Pendidikan Imam dan Dai untuk dikirim ke luar negeri maupun dalam negeri, pekan lalu.

Acara ini dihadiri oleh 40 dosen Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai perwakilan dari berbagai fakultas.

Prof  Jajang Jahroni  PhD  menyampaikan bahwa acara ini sangat penting untuk menjadi landasan penyusunan Modul yang menjadi bekal bagi para imam dan dai, sehingga Islam dapat tercermin sebagai agama yang rahmatan lil'alamin, dapat diterima diberbagai bangsa.  “Terlebih modul ini adalah untuk menjdi bekal para imam dan dai untuk dikirim ke luar negeri maupun dalam negeri,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (16/11).

Dr  Kamarusdiana  MH  sebagai pimpinan Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah, menyampaikan bahwa modul ini dibutuhkan sebagai landasan bagaimana seorang imam dan dai yang harus mereka persiapkan guna menjadi imam dan dai baik dalam maupun di luar negri.

 

Dr Fuad Tohari sebagai narasumber menyatakan bahwa imam dan dai, perlu sesuai dengan kaidah-kaidah fikih, dan menguasi persoalan-persoalan hukum, dan keislaman.  “Sehingga,   bisa menjawab persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat,” ujarnya.

KH  Bukhari Muslim sebagai Sekjen Lembaga Dakwah Pengurus Pusat Nahdlatul Ulama (LD PBNU)  menyampaikan bahwa sudah banyak  permintaan imam dan dai lewat LD PBNU, baik Jepang, Korea Selatan, Hongkong  dan New Zeland.  “Imam dan dai yang dibutuhkan adalah imam dan dai yang wasatiyah, yang mengedepankan persatuan basyariah (persatuan sekemanusiaan). Persyaratan diharapkan sesuai dengan permintaan yaitu memimpin pengkajian yang bersumber dari kitab-kitab mutabarah, baik dari sisi aqidah, fikih dan tasauf,” papar KH Bukhari.

Nurochman Maksudi SSos, menyatakan masih ada kendala kaderisasi, biasanya masalah bahasa. Karena lulusan pesantren mumpuni secara materi, akan tetapi terkendala oleh bahasa, sedangkan ada juga secara bahasa baik akan tetapi masih ada permasalahan dalam materi.  “PPM UIN Syahid Jakarta mempunyai peran yang signifikan untuk mengelola permasalahan ini,” ujarnya.

Masruhin MPd menyampaikan, perlu adanya pelatihan mengenai retorika dakwah.  Jangan sampai lelucon yang disampaikan justru menyakitkan orang. ‘Apalagi imam dan dai ini adalah imam dan dai yang akan dikirim ke luar negeri, sehingga diperlukan juga pemahaman social budaya masyarakat setempat,” tuturnya.

Saepullah menegaskan bahwa tujuan dalam berdakwah harus dilandasi kepada persatuan kemanusiaan, persatuan sebangsa dan persatuan seagama. Dengan berprinsip kepada tawasuth (moderat), i’tidal (adil), tawazun (seimbang), dan tasamuh (toleran).

Acara ini dihadiri oleh 40 dosen Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai perwakilan dari berbagai fakultas.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement