Rabu 17 Nov 2021 08:55 WIB

Irak Pulangkan Warganya yang Terdampar di Perbatasan Belarus

Irak akan memulangkan warganya yang terdampar di perbatasan Belarusia dan Polandia

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
 Selebaran foto yang tersedia pada 16 November 2021 oleh kantor berita Belta menunjukkan para pencari suaka, pengungsi dan migran berkumpul di perbatasan Bruzgi-Kuznica Bialostocka, Belarus, 15 November 2021. Para pencari suaka, pengungsi dan migran yang tiba di Polandia pos pemeriksaan perbatasan Bruzgi-Kuznica Bialostocka menerobos bagian dari penghalang yang didirikan oleh Polandia. Migran dari Timur Tengah mulai meninggalkan kamp spontan di dekat perbatasan. Tercatat bahwa konvoi besar pengungsi, ditemani oleh pejabat keamanan Belarusia, keluar menuju pos pemeriksaan perbatasan Bruzgi. Sejak 08 November, beberapa ribu migran telah mencoba memasuki UE dan mendirikan kamp di sabuk hutan yang berdekatan dengan perbatasan. Pihak berwenang Polandia menolak untuk menerima pengungsi.
Foto: EPA-EFE/LEONID SCHEGLOV / BELTA HANDOUT HANDO
Selebaran foto yang tersedia pada 16 November 2021 oleh kantor berita Belta menunjukkan para pencari suaka, pengungsi dan migran berkumpul di perbatasan Bruzgi-Kuznica Bialostocka, Belarus, 15 November 2021. Para pencari suaka, pengungsi dan migran yang tiba di Polandia pos pemeriksaan perbatasan Bruzgi-Kuznica Bialostocka menerobos bagian dari penghalang yang didirikan oleh Polandia. Migran dari Timur Tengah mulai meninggalkan kamp spontan di dekat perbatasan. Tercatat bahwa konvoi besar pengungsi, ditemani oleh pejabat keamanan Belarusia, keluar menuju pos pemeriksaan perbatasan Bruzgi. Sejak 08 November, beberapa ribu migran telah mencoba memasuki UE dan mendirikan kamp di sabuk hutan yang berdekatan dengan perbatasan. Pihak berwenang Polandia menolak untuk menerima pengungsi.

IHRAM.CO.ID,  BAGHDAD -- Pemerintah Irak akan memulangkan warga negaranya yang termasuk di antara para migran yang terdampar di perbatasan Belarus-Polandia. Dikatakan bahwa penerbangan pertama untuk memulangkan mereka akan diselenggarakan pada Kamis atas dasar sukarela.

"Irak akan mengoperasikan penerbangan pertama bagi mereka yang ingin pulang secara sukarela pada tanggal 18 bulan ini dari Belarus," kata juru bicara kementerian luar negeri Irak Ahmed al-Sahaf dalam siaran televisi, dilansir di Saudi Gazette, Selasa (16/11).

Baca Juga

Pengumuman Baghdad ini datang ketika para menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu pada Senin mendatang untuk memperpanjang sanksi yang dijatuhkan pada Belarusia tahun lalu menyusul penindasan terhadap penentang rezim Lukashenko.

Kontak tingkat tinggi pertama antara Brussel dan Minsk sejak awal krisis di perbatasan timur Uni Eropa terjadi pada Ahad lalu. Pemimpin otokratis Belarusia dituduh dengan sengaja mengatur masuknya migran untuk merusak blok tersebut.

Kepala diplomatik Uni Eropa Josep Borrell telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei. Setelah itu, dia menggambarkan situasi kemanusiaan di perbatasan sebagai hal genting.

"Nyawa orang harus dilindungi dan badan-badan kemanusiaan diizinkan akses. Situasi saat ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan. Orang tidak boleh digunakan sebagai senjata," katanya di Twitter.

Makei mengatakan bahwa sanksi apapun yang menargetkan negaranya akan sia-sia dan kontra-produktif. Perdana menteri Polandia mengatakan pada Ahad lalu bahwa Polandia, Lithuania dan Latvia tengah mempertimbangkan untuk meminta NATO mengadakan pembicaraan darurat di tengah krisis migrasi di perbatasan mereka dengan Belarus.

Ribuan migran dari Timur Tengah berkemah di perbatasan Uni Eropa-Belarus dalam kondisi dingin. Pekan lalu krisis kemanusiaan melebar menjadi kebuntuan geopolitik antara Uni Eropa dan Amerika Serikat di satu sisi, dan Belarusia yang didukung oleh Rusia di sisi lain.

Polisi Polandia mengatakan pada Sabtu lalu bahwa seorang pemuda Suriah ditemukan tewas di dekat perbatasan. Sedangkan petugas medis sukarelawan merawat seorang wanita migran karena apa yang mereka katakan mengalami hipotermia setelah dia, dan sekelompok migran lainnya, ditemukan di hutan dekat perbatasan Polandia pada Jumat malam.

Kelompok yang disebut Medics on the Border, sebuah kelompok sukarelawan yang memberikan bantuan kepada para migran yang menyeberang ke Polandia dari Belarusia, mengatakan wanita itu adalah bagian dari kelompok yang terdiri dari sepuluh orang yang mereka temukan di selokan dekat desa Narewka.

Wanita itu dibawa ke rumah sakit dan anggota kelompok lainnya, termasuk anak-anak, dibawa ke kantor Penjaga Perbatasan terdekat. Barat menuduh rezim Lukashenko memikat para migran ke Minsk dari negara-negara termasuk Irak, Suriah dan Yaman dengan alasan mereka akan dapat memasuki Uni Eropa, dan memfasilitasi transportasi mereka.

Lukashenko berkuasa sejak 1994 dan ia telah memimpin penindasan brutal terhadap lawan-lawannya setelah pemilihan umum 2020. Dia hampir secara universal diyakini telah melakukan kecurangan, menyangkal tuduhan dan menyalahkan Barat atas krisis yang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement