Selasa 16 Nov 2021 00:38 WIB

BMKG Ingatkan Potensi Banjir di Sulteng Akibat La Nina

Sepekan ke depan sejumlah daerah di Sulteng berpotensi alami hujan lebat.

Seorang anak bermain di genangan air akibat banjir rob di Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/11/2020). Di pertengahan November 2021, BMKG mengingatkan warga Sulawesi Tengah mewaspadai hujan yang berpotensi banjir.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Seorang anak bermain di genangan air akibat banjir rob di Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/11/2020). Di pertengahan November 2021, BMKG mengingatkan warga Sulawesi Tengah mewaspadai hujan yang berpotensi banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Fisika (BMKG) Palu mengingatkan warga Provinsi Sulawesi Tengah agar mewaspadai dampak hujan lebat yang berpotensi menimbulkan banjir. Hujan lebat adalah akibat dampak fenomena La Nina.

"Menurut analisis kami berbasis dampak, selama sepekan ke depan sejumlah daerah di Sulteng rentan berpotensi hujan lebat dengan efek ditimbulkan, banjir atau genangan," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim yang dihubungi di Palu, Senin (15/11).

Baca Juga

Ia menjelaskan, kerentanan ini dipicu fenomena La Nina yang diprediksi akan berlangsung hingga Februari 2022 dengan dampak yang ditimbulkan berupa banjir tanah tanah longsor serta peristiwa alam lainnya. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat setempat diminta agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air dan tempat-tempat berpotensi menimbulkan kenangan air.

"Dampak La Nina di Sulteng masih dalam kategori normal, meski begitu masyarakat harus tetap waspada serta tidak mengabaikan imbauan pemerintah," ucap Alim.

Menurut BMKG, La Nina 2020/2021 sebelumnya telah memberikan dampak merugikan bagi masyarakat, misalnya petani garam di Talise, Kota Palu, merugi karena fenomena ini meningkatkan curah hujan hingga 40 persen dari kondisi normal. Dari 12 kabupaten/kota di Sulteng, daerah yang dilanda bencana hidrometeorologi di antaranya Kabupaten Sigi, Banggai, Donggala dan Toli Toli, sedangkan kabupaten/kota lain frekuensinya kurang dari tiga kali.

"Dalam fenomena ini Kabupaten Parigi Moutong yang banyak diterpa bencana hidrometeorologi," kata Alim.

Menurut catatan BMKG, periode tahunan La Nina memberikan dampak berbeda di Sulteng, terdapat sejumlah daerah mengalami peningkatan curah hujan tetapi sebaliknya ada pula daerah justru curah hujan di bawah normal. Pada periode November 2020 hingga Februari 2021, wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Tolitoli, Tojo Una-Una, Morowali dan Morowali Utara, Banggai dan Banggai Kepulauan tercatat terjadi peningkatan curah hujan secara signifikan hingga 100 persen di Bulan November.

Prakiraan curah hujan pada Desember mendatang, wilayah Sulawesi Tengah umumnya hujan pada kriteria menengah hingga Tinggi (100-500 milimeter). "Sedangkan di Bulan Februari 2022, wilayah Sulteng umumnya hujan pada kriteria menengah hingga sangat tinggi, dan sifat hujan dengan kriteria bawah normal sampai atas normal, atau sekitar 50 hingga 200 persen," demikian Alim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement