Senin 15 Nov 2021 22:45 WIB

Cara Petugas Kesehatan Haji Menangani Jamaah Demensia

Mayoritas jamaah haji adalah lansia.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Cara Petugas Kesehatan Haji Menangani Jamaah Demensia. Foto: Petugas kesehatan haji sedang merawat seorang jamaah haji yang menderita penyakit gangguan saluran pernafasan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. (Ilustrasi)
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Cara Petugas Kesehatan Haji Menangani Jamaah Demensia. Foto: Petugas kesehatan haji sedang merawat seorang jamaah haji yang menderita penyakit gangguan saluran pernafasan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Demensia atau menurunnya daya ingat merupakan penyakit yang sering terjadi terhadap jamaah haji Indonesia. Seperti diketahui sekitar 60 persen jamaah haji Indonesia sudah lanjut usia (lansia).

Bagaimana penyakit demensia menyerang seorang jamaah haji lansia diceritakan M Imran S Hamdani saat menjadi petugas kesehatan haji dari Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI. Imran menceritakan ketika itu Ada seorang nenek yang menderita demensia stadium ringan berangkat haji seorang diri tanpa didampingi keluarganya.

Baca Juga

"Indonesia merupakan penyakit degeneratif dengan gejala penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir," tulis Imran S Hamdani dalam bukunya Ibadah Haji di Tengah Pandemi Covid-19 Penyelenggaraan Berbasis Resiko.

Imran menuturkan, penyakit ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kehidupan sosial penderitanya. Awalnya, nenek menjalani kehidupan beribadah di tanah suci seperti jamaah lainnya. 

"Meskipun membutuhkan perhatian lebih, bagi teman-teman sekamarnya hal tersebut masih dapat dimaklumi," katanya.

Masalah kemudian muncul ketika suatu hari nenek mulai membongkar tas milik teman-teman sekamar untuk mencari pakaiannya. Mungkin bisa dimaklumi karena atas jamaah haji semua sama bentuk dan warnanya, sehingga nenek mungkin tidak bisa atau mulai kesulitan untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain. 

"Kejadian ini terus berulang. Teman teman sekamar mulai menunjukkan ketidaknyamanan terhadap ulah nenek, nenek pun dikonsultasikan ke dokter petugas untuk mendapatkan penanganan," katanya.

Ketika itu menurut dokter petugas, dimensi ringan yang diderita nenek mulai menunjukkan gejala-gejala yang lebih berat. Teman teman sekamarnya kemudian menolak untuk sekamar lagi dengan nenek.

"Perawat yang berempati kemudian membawa nenek pindah ke kamar mereka untuk memudahkan pengawasan," katanya.

Akan tetapi ulah nenek ini tidak kunjung reda, mulai dari bicara sendiri tentang cucunya di kampung halamannya, makan, dan urusan kamar mandi harus sepenuhnya dibantu oleh perawat. 

"Karena mulai khawatir, oleh petugas kesehatan di sana nenek kemudian dirujuk ke klinik kesehatan haji Indonesia (KKHI) di Makkah," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement