Senin 15 Nov 2021 20:13 WIB

Pengungsi Timur Tengah Ditantang Maut Menuju Tanah Eropa

Pengungsi bertaruh nyawa demi ke Eropa menghadapi kejahatan dan keganasan alam

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Dokter militer Belarusia memberi perawatan medis kepada seorang imigran di perbatasan Belarusia-Polandia, 11 November 2021. Pengungsi bertaruh nyawa demi ke Eropa menghadapi kejahatan dan keganasan alam.
Foto: EPA
Dokter militer Belarusia memberi perawatan medis kepada seorang imigran di perbatasan Belarusia-Polandia, 11 November 2021. Pengungsi bertaruh nyawa demi ke Eropa menghadapi kejahatan dan keganasan alam.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Polisi Polandia mengatakan seorang pemuda Suriah telah ditemukan tewas di hutan dekat perbatasan dengan Belarusia, pada Sabtu (13/11). Polisi masih menyelidiki penyebab kematian pemuda tersebut.

"Jenazah seorang pemuda Suriah ditemukan di hutan dekat perbatasan, di dekat Wolka Terechowska, penyebab kematian belum diketahui," ujar polisi wilayah Podlaska dilansir Aljazirah, Senin (15/11).

Baca Juga

Penemuan jenazah ini menambah jumlah migran atau pencari suaka yang tewas menjadi sembilan orang. Pemerintahan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko telah mendorong migrasi ilegal melintasi perbatasan ke negara-negara Uni Eropa seperti Polandia, Lithuania, dan Latvia. Ketiga negara tersebut memperketat penjagaan di perbatasan dan berusaha untuk memblokir rute migrasi yang baru dibuka. Situasi di perbatasan semakin berbahaya saat musim dingin.

Sebagian besar pencari suaka berasal dari Suriah, Irak, atau negara Timur Tengah lainnya. Mereka berusaha melarikan diri dari konflik dan ingin memiliki prospek kehidupan yang lebih baik di Eropa. Penjaga perbatasan Polandia memperkirakan saat ini ada 4.000 pencari suaka yang berkemah di sepanjang perbatasan.

Eropa telah memperkuat perbatasannya untuk mencegah pendatang baru. Hal ini dilakukan setelah gelombang besar pencari suaka berdatangan ke Eropa pada 2015. Meski sudah diperketat,

puluhan ribu pencari suaka mencoba masuk ke Eropa dengan berbagai macam cara.

Sejak musim panas, ribuan migran mencoba rute baru untuk masuk ke Eropa yaitu melalui Belarus. Uni Eropa menuduh Lukashenko menciptakan rute buatan untuk membalas sanksi terhadap pemerintahnya. Sanksi itu dijatuhkan setelah pemilihan umum pada 2020 yang secara luas dinilai penuh kecurangan. Pemerintah Belarusia juga menerima sanksi atas tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.

Para migran bergerak menuju perbatasan Polandia pekan lalu dan  mendirikan tenda. Mereka mencoba memasuki Polandia dan Lituania di berkali-kali. Polandia telah menangkap empat orang asing  yang berusaha mengangkut 33 migran ke luar negeri, pada Ahad.

Lithuania, Latvia, dan Estonia telah memperingatkan jika tidak ada solusi untuk menangani para migran, maka situasinya dapat meningkat menjadi konflik militer. Presiden dari ketiga negara tersebut dijadwalkan bertemu di Vilnius pada Senin untuk membahas krisis migran. Mereka akan berbicara dengan Presiden Polandia Andrzej Duda melalui tautan video.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement